Jakarta (ANTARA) – Presiden Prabowo Subianto memanggil Kepala Badan Pengawas Pembangunan dan Penyidikan Khusus (Bappisus), Aries Marsudiyanto, dan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Muhammad Herindra, ke Istana Kepresidenan di Jakarta pada hari Kamis.
Memakai kemeja putih polos dan celana hitam, Marsudiyanto tiba di istana sekitar pukul 12.30 waktu setempat dan mengonfirmasi bahwa dia dan presiden akan mendiskusikan situasi dalam negeri saat ini.
“Tentu saja ini berhubungan dengan dinamika dan perkembangan terkini. Pada prinsipnya, presiden selalu menyerukan semua elemen bangsa untuk bersatu, karena persatuan adalah kunci untuk kemajuan Indonesia,” katanya kepada media.
Marsudiyanto juga menekankan bahwa ketertiban dan keamanan di Jakarta dan daerah lain telah pulih pasca gelombang protes dan kerusuhan yang melanda negara itu sepanjang pekan lalu.
Sekitar 30 menit kemudian, Kepala BIN Herindra tiba dengan mengenakan kemeja batik cokelat dan membawa sebuah map. Dia hanya memberikan komentar singkat, tanpa mengungkap detail dari diskusinya dengan presiden nanti.
“Yang bisa saya katakan hanyalah bahwa saya punya informasi untuk disampaikan kepada presiden,” ujarnya kepada para wartawan.
Sebelumnya, pada Rabu (3 September), Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad menyatakan bahwa pemerintah dan DPR akan bertemu dengan perwakilan organisasi mahasiswa untuk menampung tuntutan dan aspirasi publik.
Dalam audiensi dengan Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) di kompleks parlemen di Jakarta, Dasco mencatat bahwa rencana itu pertama kali diumumkan oleh Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi.
Dia menekankan pentingnya pertemuan tersebut, menunjukka bahwa beberapa poin dalam “Tuntutan Rakyat 17+8” yang viral ditujukan kepada pemerintah dan berada di luar kewenangan legislatif DPR.
Disusun dari suara publik yang diperkuat melalui protes jalanan dan media sosial, tuntutan tersebut mencakup 17 isu yang harus diselesaikan sebelum 5 September dan delapan lainnya dengan tenggat waktu satu tahun.
Di antara 17 tuntutan segera adalah: pembentukan tim penyelidik untuk menyelidiki kematian pengemudi ojek online Affan Kurniawan selama kerusuhan; pemberhentian anggota DPR yang menunjukkan perilaku bermusuhan atau tidak sensitif; dan penghapusan tunjangan anggota dewan.
Tuntutan jangka panjang menyerukan reformasi besar-besaran terhadap DPR, kepolisian, partai politik, dan sistem perpajakan, serta pengesahan segera RUU Penyitaan Aset.
Berita terkait: Brave pink, heroic green become symbols of solidarity, hope
Berita terkait: DPR ensures to addressing the people’s 17+8 demands
Berita terkait: Indonesia denies ordering TikTok “LIVE” ban amid protest unrest
*Penerjemah: Andi F, Tegar Nurfitra
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2025*