Seorang prajurit TNI tewas dalam serangan yang diduga dilakukan oleh kelompok separatis di Distrik Moskona Utara, Teluk Bintuni, Provinsi Papua Barat, menurut keterangan militer pada Minggu.
Serangan itu dilakukan oleh anggota TPNPB, sayap bersenjata dari OPM, terjadi sekitar pukul 13.30 waktu setempat pada hari Sabtu di Desa Moyeba.
Juru bicara militer, Letnan Kolonel J. Daniel P. Manalu, menyatakan bahwa serangan tersebut menargetkan pasukan dari Batalyon Infanteri 410/Alugoro yang sedang melakukan patroli pendekatan ke masyarakat.
“Prajurit Satu Amin Nurohman meninggal dunia. Senjatanya juga diambil oleh kelompok bersenjata itu,” kata Manalu di Manokwari.
Dia mengidentifikasi pelaku sebagai anggota komando daerah Sorong Raya TPNPB yang dipimpin oleh Demi Moss.
“Insiden ini menambah daftar aksi kekerasan oleh kelompok separatis yang menargetkan aparat keamanan dan masyarakat di Papua Barat,” ujarnya.
TNI telah meningkatkan pengamanan di wilayah tersebut dan berkoordinasi dengan pemerintah setempat untuk menstabilkan situasi.
“Ini adalah contoh lain dari kekerasan yang berulang kali dilakukan kelompok bersenjata terhadap militer, polisi, dan publik,” tambah Manalu.
Jenazah Nurohman sedang dipindahkan dari Teluk Bintuni ke kampung halamannya di Kebumen, Jawa Tengah.
Manalu mengatakan TNI bertekad untuk mengejar para pelaku. “Kodam XVIII/Kasuari bertekad akan menangkap pelaku penyerangan ini,” tegasnya.
Kematian ini adalah yang terbaru dalam konflik berkepanjangan antara pasukan Indonesia dan kelompok separatis di Papua.
Dalam beberapa tahun terakhir, pemberontak separatis Papua meningkatkan serangan di provinsi paling timur Indonesia, menargetkan warga sipil, pekerja, dan aparat keamanan dalam kampanye kekerasan yang bertujuan menyebarkan rasa takut dan melemahkan otoritas negara.
Kelompok bersenjata yang terkait OPM sering menggunakan taktik hit-and-run terhadap pasukan Indonesia dan melakukan penyerangan terhadap warga sipil di berbagai distrik seperti Intan Jaya, Nduga, Yahukimo, dan Puncak.
Target mereka mencakup pekerja konstruksi, driver ojek, guru, pelajar, penjual makanan, dan kru pesawat sipil.
Pada 2 Desember 2018, pemberontak membunuh 31 pekerja PT Istaka Karya yang membangun jalan Trans Papua di Kali Yigi dan Kali Aurak, Distrik Nduga.
Pada 2 Maret 2022, delapan teknisi dari Palaparing Timur Telematika (PTT) ditembak mati di Distrik Beoga, Puncak, saat memperbaiki menara telekomunikasi Telkomsel.
Pada 7 Februari 2023, pilot Selandia Baru Phillip Mark Mehrtens disandera oleh kelompok bersenjata pimpinan Egianus Kogoya. Dia baru saja mendaratkan pesawat Susi Air di Nduga ketika pemberontak menangkapnya dan membakar pesawatnya.
Pada 16 Oktober 2023, pejuang separatis menyerang penambang emas di Distrik Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan, menewaskan tujuh orang.
Pada 25 November 2023, empat prajurit Indonesia tewas dalam baku tembak dengan pemberontak di Distrik Paro, Nduga.
Pada 19 Januari 2024, pasukan keamanan bentrok dengan kelompok bersenjata di Distrik Intan Jaya, Papua Tengah. Seorang perwira polisi Brimob, Alfando Steve Karamoy, terluka akibat tembakan.
Pada 10 April 2024, Letnan Dua Oktovianus Sogalrey, komando distrik militer Aradide, ditembak dan tewas di Distrik Paniai, Papua Tengah.
Pada April 2025, 16 penambang emas ilegal ditembak mati oleh kelompok bersenjata di Distrik Yahukimo, Papua Pegunungan.
Pada 6 Oktober 2025, komandan TPNPB Mayu Waliya tewas dalam bentrokan dengan Satgas Gabungan Habema di Distrik Lanny Jaya.