Prajurit TNI AD Prada Lucky Meninggal Diduga Dianiaya oleh Senior

Kamis, 7 Agustus 2025 – 07:44 WIB

VIVA – Keluarga besar TNI AD berduka setelah Prada Lucky Chepril Saputra Namo (23) meninggal dunia. Diduga, ia menjadi korban penganiayaan oleh seniornya di Batalyon TP 834/Wakanga Mere, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Sampai sekarang, atasan di unitnya masih diam dan belum memberi keterangan resmi.

Prada Lucky menghembuskan napas terakhir di ICU RSUD Aeramo, Kecamatan Aesesa, Rabu (6/8/2025) pukul 11.23 WITA. Ia dirawat intensif selama tiga hari setelah dilarikan ke rumah sakit dalam kondisi kritis pada Sabtu (2/8/2025).

Menurut informasi, sebelum meninggal, Prada Lucky mengalami kekerasan di kesatuannya. Saat dirawat, ia sempat mengaku ke dokter bahwa dirinya dianiaya oleh sesama prajurit TNI.

Prajurit Muda TNI AD Prada Lucky Tewas dengan Banyak Luka

Sumber yang menangani jenazah menyebut ada luka lebam, sayatan, dan bekas luka bakar seperti sundutan rokok di tubuh Prada Lucky, terutama di punggung, lengan, dan kaki. Foto dari kamar jenazah juga memperlihatkan banyak luka, diduga akibat benturan benda tumpul.

Prada Lucky adalah putra dari Serma Christian Namo, anggota TNI aktif di Kodim 1627/Rote Ndao. Kedua orangtuanya terus mendampingi jenazahnya di RSUD Aeramo. Ibunya sempat pingsan berkali-kali dan perlu perawatan, sementara ayahnya meminta pelaku dihukum setimpal.

“Saya minta pelaku dihukum berat atas perbuatan mereka terhadap anak saya,” ujar Serma Christian.

Sampai berita ini diturunkan, Batalyon TP 834/Wakanga Mere belum memberi pernyataan resmi. Komandan Batalyon, Letkol Infantri Justik Handinata, disebut masih berada di Kupang. Dandim 1625/Ngada, Letkol Czi Wahyu Deny Setiawan, yang sempat datang ke kamar jenazah, juga menolak berkomentar.

Batalyon 834 Nagekeo adalah satuan infanteri TNI AD baru di bawah Korem 161/Wirasakti. Satuan ini baru menerima 560 prajurit pertamanya pada 1 Juli 2025. (Jo Kenaru/tvOne/NTT)

Baca Juga:

MEMBACA  Judul: Gelombang PHK Berkurang, Namun Lapangan Kerja Menyusut Perlahan: Fakta Suram Pasar Kerja 2025