Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Perdana Menteri Malaysia Ahmad Zahid Hamidi bertukar pandangan tentang sejumlah isu—termasuk Gaza dan tarif impor AS—selama pertemuan mereka di Istana Merdeka, Jakarta, pada hari Selasa. Kedua pemimpin tersebut menghabiskan hampir dua jam, dari pukul 15:34 hingga 17:30 waktu setempat, di Ruang Jepara, membahas berbagai masalah internasional dan bilateral penting.
“Saya bersyukur telah dikunjungi oleh Zahid Hamidi, Wakil Perdana Menteri Malaysia, yang juga teman lama saya. Jadi, pertemuan itu terasa penuh kenangan,” kata Presiden Prabowo kepada media setelah pembicaraan tertutup.
Sambil menekankan sifat hangat dan ramah dari pertemuan tersebut, pemimpin Indonesia tersebut mencatat bahwa pertemuan tersebut juga membahas sejumlah topik bilateral dan global yang signifikan dalam bidang ekonomi dan geopolitik.
“Kami berbagi banyak tawa. Meskipun pertemuan itu penuh kenangan, kami juga menggunakan kesempatan untuk membahas isu global, masalah ekonomi, dan kerja sama yang sedang berlangsung antara Malaysia dan Indonesia,” katanya.
Dalam hal ekonomi global, Prabowo merujuk pada “tarif timbal balik” yang diberlakukan oleh Amerika Serikat selama pemerintahan Presiden Donald Trump.
“Bagaimana mungkin kita mengabaikan isu ini, ketika dunia saat ini berputar di sekitarnya?” katanya, saat ditanya apakah perang tarif termasuk di antara topik yang dibahas.
Beralih ke isu kemanusiaan, Presiden mengkonfirmasi bahwa situasi di Gaza menjadi salah satu titik kunci dalam pembicaraan dengan rekan sejawat Malaysia-nya.
“Itu bisa dimengerti, mengingat bahwa bangsa kita sebagian besar beragama Islam,” katanya.
Hamidi memulai kunjungan resminya ke Indonesia pada hari Minggu (20 April 2025). Keesokan harinya, ia diterima oleh Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka di istananya di Jakarta, di mana kedua pemimpin tersebut membahas isu strategis terkait kemitraan bilateral di berbagai sektor.
Kemudian pada hari yang sama, Wakil Perdana Menteri Malaysia juga bertemu dengan Suharyanto, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), untuk memperkuat koordinasi agar distribusi bantuan lebih efektif kepada masyarakat yang terkena dampak bencana di seluruh Asia Tenggara.
Berita terkait: Pemimpin Indonesia-Malaysia membahas perluasan kerja sama bilateral
Berita terkait: Tarif impor Trump: RI, Malaysia bahas respons terkoordinasi