Prabowo Sambut Pemulihan Korupsi CPO Rp 12.000 Triliun sebagai “Sinyal Positif”

Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, menyambut baik pengembalian dana Rp13,2 triliun dari kasus korupsi ekspor minyak sawit. Dia bilang ini adalah “tanda positif” di hari ulang tahun pertama pemerintahannya.

Setelah menyaksikan penyerahan dana di Kejaksaan Agung, Prabowo menekankan bahwa pemulihan ini menunjukkan tekad pemerintah untuk memerangi korupsi.

“Ini bertepatan dengan satu tahun saya dilantik sebagai Presiden. Saya anggap ini pertanda bagus. Ini memperlihatkan usaha yang kuat dan berani dari pemerintah dan Kejaksaan Agung untuk melayani rakyat dan menjaga kekayaan negara,” kata Prabowo.

Dia menekankan, Indonesia bisa makmur jika kekayaannya dikelola dengan integritas. “Negara kita kaya. Kalau dikelola dengan baik dan berani, kita akan cepat bangkit,” tambahnya.

Prabowo mengibaratkan dana yang dikembalikan itu bisa untuk membangun lebih dari 8.000 sekolah atau memperbaiki kehidupan lima juta warga pesisir.

“Dengan Rp13 triliun, kita bisa renovasi lebih dari 8.000 sekolah. Kalau kita alokasikan Rp22 miliar per kampung nelayan, itu cukup untuk membangun 600 kampung buat nelayan kita,” ujarnya.

Pemerintah berencana membangun lebih dari 1.000 kampung nelayan pada akhir tahun 2026, masing-masing dilengkapi infrastruktur dan fasilitas yang layak.

Prabowo mengatakan dana yang dikembalikan ini menunjukkan besarnya kerugian keuangan akibat korupsi di sektor sumber daya alam, khususnya sawit. Dia mengkritik perusahaan yang terlibat karena mendahulukan ekspor daripada kebutuhan dalam negeri.

“Produknya diambil dan dikirim ke luar negeri sementara rakyat susah berminggu-minggu dapat minyak goreng. Ini bukan hanya keserakahan — tapi juga bentuk sabotase ekonomi,” tegasnya.

MEMBACA  Drama Baru UFC 309! Oliveira Marah, Menuduh Chandler sebagai Petarung yang Tidak Fair