Presiden Indonesia Prabowo Subianto telah meminta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk memberikan dukungan bagi inovasi teknologi industri dalam negeri.
Arahan tersebut disampaikan oleh Kepala BRIN Arif Satria usai pertemuan dengan Presiden Prabowo di Kompleks Istana Presiden di Jakarta pada Senin.
“Presiden menginstruksikan bahwa BRIN harus memberikan dukungannya kepada beberapa industri strategis,” ujarnya.
Menurut dia, ada beberapa industri strategis yang memerlukan dukungan riset dan pengembangan untuk menjaga produktivitas, daya saing, dan keberlanjutan, agar mereka dapat terus menyerap tenaga kerja.
Lebih lanjut dia memaparkan bahwa sektor yang menjadi fokus meliputi industri pangan, agroindustri, industri energi, dan beberapa jenis industri manufaktur, seperti garmen, tekstil, alas kaki, dan elektronik.
Industri-industri ini dianggap sangat padat karya, sehingga memerlukan penelitian yang lebih kuat untuk mempertahankan kontribusinya terhadap perekonomian.
Satria mencatat bahwa Indonesia memiliki keunggulan kompetitif di sektor alas kaki dan garmen, sementara kemandirian industri elektronik masih perlu diperkuat.
Dia menambahkan bahwa pembicaraan dengan Presiden Prabowo juga mencakup dukungan riset untuk industri alat pertahanan.
Dia menegaskan bahwa lembaganya telah menciptakan beberapa inovasi dengan perusahaan kedirgantaraan negara PT Dirgantara Indonesia, termasuk pesawat N219, yang siap untuk peningkatan produksi berdasarkan pesanan pemerintah.
Selain itu, lanjutnya, BRIN saat ini bersiap untuk meningkatkan produksi pesawat amfibi dalam kerja sama dengan Dirgantara Indonesia, serta bekerja sama dengan perusahaan pertahanan negara PT Pindad untuk mendukung pengembangan alat pertahanan dan sektor otomotif.
Untuk sektor pangan, BRIN akan meningkatkan kemitraan strategis dengan perusahaan kelapa sawit negara PT Agrinas Palma Nusantara, perusahaan pangan negara PT Agrinas Pangan Nusantara, dan perusahaan perikanan negara PT Agrinas Jaladri Nusantara untuk mempercepat hilirisasi inovasi.
Kepala BRIN menambahkan bahwa lembaganya juga akan bersinergi dengan Kementerian Pendidikan Tinggi, Ilmu Pengetahuan, dan Teknologi untuk konsolidasi riset dan inovasi nasional.