Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, menegaskan kembali komitmennya untuk menutup kebocoran di pendapatan negara dan melawan ketidakberesan sistemik yang menyebabkan kerugian besar.
Berbicara pada Konfernas ke-6 Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Jakarta, Senin, dia mengatakan kekayaan nasional yang hilang karena kelalaian elite diperkirakan mencapai triliunan rupiah setiap tahunnya.
“Ini yang akan saya perangi, dan saya harap semua pihak dan partai politik, termasuk PKS, akan bergabung dengan saya,” kata Prabowo.
Dia menyebut penambangan ilegal sebagai bentuk “perampokan sistemik,” yang menunjuk pada kelalaian oleh para elite yang sudah berlangsung lama.
Prabowo menyoroti Bangka Belitung, yang secara historis merupakan pusat pertambangan timah dunia, di mana sekitar 1.000 tambang ilegal ditemukan, mengakibatkan kerugian negara yang signifikan.
Sejak 1 September, kata dia, militer, polisi, dan Bea Cukai telah diperintahkan untuk menutup semua jalur penyelundupan timah di Bangka Belitung, termasuk melalui kapal dan feri.
Langkah ini diperkirakan akan menghemat hingga Rp22 triliun pada akhir 2025, dan Rp45 triliun pada tahun 2026.
Dia juga menyebutkan limbah tambang yang mengandung mineral tanah jarang, serta memerintahkan Bea Cukai untuk merekrut ahli kimia guna pengawasan yang lebih ketat.
Prabowo menekankan bahwa penambangan ilegal juga banyak terjadi di sektor nikel, batu bara, dan bauksit.
Dia mengatakan mengendalikan sumber daya alam adalah tugas konstitusional, untuk memastikan itu digunakan bagi kemakmuran rakyat.
Presiden memperingatkan adanya kekuatan-kekuatan besar yang berusaha menggagalkan agenda pembangunan dan kebangkitan ekonomi Indonesia, yang diuntungkan dari sistem yang tidak adil.
“Mereka ingin kekayaan besar hanya dinikmati oleh segelintir orang saja,” ucapnya.
Berita terkait: Program makan gratis Indonesia diperkirakan ciptakan 1,5 juta lapangan kerja pada 2026: Prabowo
Berita terkait: Prabowo luncurkan penandatanganan massal 26.000 rumah subsidi