Politikus PKB Usulkan Pimpinan Trans7 Menginap di Pesantren Selama 40 Hari

Kamis, 16 Oktober 2025 – 18:40 WIB

Jakarta, VIVA – Anggota Komisi VIII DPR RI Maman Imanulhaq mengusulkan agar direktur atau petinggi Trans7 untuk mondok di pondok pesantren selama 40 hari.

Baca Juga:
DPR Gelar Audiensi Tayangan Viral Kiai Bersama Alumni Ponpes Lirboyo hingga Trans7

Hal ini disampaikan saat DPR menggelar audiensi bersama Direktur Utama Trans7 Atiek Nur Wahyuni, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komedig), serta Himpunan Alumni Santri Pondok Pesantren (Ponpes) Lirboyo.

Awalnya, Maman mengatakan bahwa pandangan masyarakat yang tidak pernah mondok di pesantren masih melihat pesantren di abad ke-18. Padahal, kata dia, kondisi pesantren saat ini sudah terbuka dengan demokrasi.

Baca Juga:
DPR Nilai Sinergi Pemerintah Pusat dan Daerah jadi Kunci Penyerapan APBN 2026

“Dan tidak ada yang melakukan pembelaan, memperjuangkan nilai konstitusi, mencerdaskan kehidupan bangsa, kecuali pesantren,” kata Maman saat rapat di Gedung DPR, Jakarta Pusat, Kamis, 16 Oktober 2025.

Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu kemudian mengusulkan para direktur atau petinggi Trans7 untuk merasakan langsung kehidupan di ponpes.

Baca Juga:
Trans7 Diterpa Badai Hukum, Dilaporkan ke Polda Metro Jaya Diduga Langgar UU ITE dan Penodaan Agama

“Sekali-kali para direktur atau pimpinan, para elite Trans7 mondok di pesantren 40 hari,” ungkap Maman.

DPR Gelar Audiensi Bersama Komdigi, Trans7 dan Alumni Ponpes Lirboyo

Foto: tvOnenews.com/Syifa Aulia

Kata Maman, masih banyak kiai yang menanggung pendidikan para santri yang tidak mampu. Serta, ada santri yang sukarela membantu kiai sebagai rasa terima kasih.

“Ada santri yang tidak bayar dan ditanggung oleh kiai-nya. Ada santri yang dia ingin bekerja kepada kiai semata-mata karena malu tidak bawa biaya,” katanya.

MEMBACA  Penerbangan AS ke Haiti dihentikan selama sebulan setelah serangan senjata

“Ada seorang Ustadz yang saya tanya, berapa digaji? Dia bilang, ‘jangan tanya kami digaji, karena menurut kami berkah itu lebih penting daripada gaji’,” lanjut Maman.

Lebih lanjut, dia juga meminta Komdigi untuk lebih aktif mengawasi tayangan televisi. Maman mendesak Komdigi menghentikan tayangan atau program TV yang dinilai melecehkan pesantren maupun kiai.

“Jadi tolong Bu Dirjen, literasi kita tentang pesantren itu harus dibuka sehingga mohon maaf sekali lagi, kalimatnya itu hentikan seluruh program sejenis. Karena tiba-tiba kita jangan hanya reaktif ketika ada kasus ini aja,” tandasnya.

tvOnenews.com/Syifa Aulia

BRIN Dukung Pembangunan Ulang Ponpes Al Khoziny Pakai APBN, Ini Alasannya

BRIN menilai penggunaan APBN sudah tepat, karena Pondok Pesantren Al-Khoziny merupakan institusi pendidikan yang menyelenggarakan aktivitas pendidikan untuk masyarakat.

VIVA.co.id
16 Oktober 2025