Banjir bandang telah mengganggu arus kendaraan di bagian jalan yang menghubungkan provinsi Riau dan Sumatera UtaraPekanbaru, Riau (ANTARA) – Banjir bandang yang terus berlangsung dan menyebabkan bagian jalan Trans Sumatra di Kabupaten Rokan Hilir, provinsi Riau, terendam air telah memaksa petugas polisi setempat untuk memasang tanda peringatan bahaya darurat untuk keselamatan pengemudi.
Petugas polisi lalu lintas telah memasang tanda peringatan yang terbuat dari botol plastik bekas yang diikat dengan tali panjang dan dilengkapi dengan stiker lampu sorot untuk mengingatkan pengemudi agar berhati-hati terhadap lubang di jalan yang terendam air banjir.
“Tanda peringatan ini telah dipasang di sisi jalan di sekitar jembatan Ujung Tanjung di kecamatan Tanah Putih,” kata Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Rokan Hilir, Inspektur Satu Zahratul Aulia Harun.
Tanda peringatan ini perlu dipasang karena baru-baru ini sebuah truk terbalik karena sopirnya tidak menyadari bahwa bisa ada lubang di tengah bagian jalan yang terkena banjir, jelasnya di sini pada hari Senin.
Banjir bandang ini telah mengganggu arus kendaraan di bagian jalan yang menghubungkan provinsi Riau dan Sumatera Utara, tambahnya.
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau melaporkan bahwa banjir bandang ini telah mengganggu 131.834 warga dan merendam 32.303 rumah di 6 kabupaten di provinsi Riau.
Setidaknya 2.066 warga telah mengungsi dan mencari perlindungan di beberapa tempat penampungan darurat, menurut Kepala Pelaksana Harian BPBD Riau, M. Edy Afrizal.
Menurut catatan lembaga tersebut, 870 warga telah mengungsi di Kabupaten Pelalawan, 572 di Kabupaten Rokan Hilir, 424 di Kabupaten Indragiri Hulu, 88 di Kota Dumai, 72 di Kabupaten Bengkalis, dan 40 di Kabupaten Siak, katanya.
Selain merendam rumah-rumah warga, banjir bandang ini juga telah merendam 79 fasilitas umum, 49 gedung sekolah, dan 6 fasilitas kesehatan, katanya.
Gubernur Riau Edy Natar Nasution juga telah mengunjungi bagian KM 75 jalan Trans Sumatra yang terendam banjir.
Ia mengatakan bahwa banjir bandang di Kabupaten Pelalawan adalah bagian dari siklus banjir besar selama 20 tahun.
“Kami sangat sedih dengan banjir ini, dan kami telah menyatakan status tanggap darurat di kabupaten yang terkena banjir,” tambahnya.
Pemerintah provinsi Riau juga telah menyatakan status darurat banjir mulai 22 Desember 2023 hingga 31 Januari 2024 di wilayah yang terkena dampak, katanya.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika-Stasiun Pekanbaru, banjir bandang diperkirakan akan terus berlangsung di Riau hingga akhir Januari 2024, katanya.
Berita terkait: Riau: Banjir mengganggu 131.834 warga, merendam 32.303 rumah
Berita terkait: 5 provinsi berisiko untuk bencana hidrometeorologi basah: BNPB
Penerjemah: Bayu AA, Rahmad Nasution
Editor: Arie Novarina
Hak Cipta © ANTARA 2024