Jakarta (ANTARA) – Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), Jenderal Listyo Sigit Prabowo, melaporkan bahwa polisi telah mengidentifikasi satu orang yang diduga berada di balik ledakan yang terjadi di SMA Negeri 72 Jakarta.
Berbicara kepada wartawan di Istana Merdeka, Jakarta pada Jumat, Prabowo mengatakan tersangka belum dapat dimintai keterangan karena orang tersebut mengalami luka berat dalam kejadian itu dan sedang menjalani operasi.
“Tim kami telah melakukan penyelidikan terhadap identitas pelaku dan informasi penting lainnya, termasuk alamatnya,” ujarnya, seraya menambahkan bahwa polisi akan memberikan keterangan lebih lanjut setelah dikonfirmasi.
Dia menjelaskan bahwa orang yang dicurigai itu termasuk dari dua orang yang saat ini sedang menjalani operasi pasca kejadian.
“Salah satu dari dua orang yang dioperasi itu diduga adalah pelakunya. Kami masih mengumpulkan informasi untuk mengidentifikasi motif di balik ledakan ini,” katanya.
Kapolri menyatakan bahwa kejadian, yang melibatkan dua kali ledakan dekat masjid sekolah sekitar pukul 12.15 waktu setempat, menyebabkan puluhan orang terluka. Sekolah tersebut terletak di dalam kompleks perumahan milik TNI Angkatan Laut.
“Jumlah korbannya antara 50 hingga 60 orang, dan posko medis telah didirikan untuk menangani mereka. Beberapa sudah dipulangkan,” jelasnya, seraya menekankan bahwa tidak ada korban jiwa yang dilaporkan.
Setelah memeriksa TKP, penyelidik menemukan mainan replika dan bahan-bahan tulisan tangan yang diduga terkait dengan ledakan.
“Barang-barang ini juga akan diperiksa untuk mengetahui motif pelaku dan cara yang digunakan. Kami akan berikan informasi lengkap setelah semua temuan diverifikasi,” tambah Prabowo.
Sementara itu, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menyatakan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah memerintahkan aparat untuk memprioritaskan perawatan medis yang tepat bagi semua korban.
Presiden juga mendorong masyarakat untuk belajar dari kejadian ini dan tetap waspada terhadap lingkungan sekitarnya—baik di rumah maupun di sekolah—untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.