Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres), Mayjen Achiruddin, memperjelas bahwa para petugasnya tidak memukul seorang warga yang mengambil selfie dengan Presiden Joko Widodo selama kunjungannya ke Samarinda, Kalimantan Timur.
Achiruddin membuat pernyataan tersebut sebagai tanggapan terhadap video di media sosial yang menampilkan seorang pemuda yang menerima pukulan setelah mendekati presiden untuk selfie setelah acara pembukaan Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) pada 8 September.
Menurut pernyataan tertulis yang diterima di sini pada Selasa, Achiruddin menyatakan bahwa petugas keamanan yang dikerahkan pada acara pembukaan berasal dari Paspampres serta lembaga keamanan lainnya.
Meskipun demikian, ia berharap warga memahami dan patuh terhadap prosedur keamanan selama keberadaan presiden dan menahan diri dari bertindak mencurigakan atau agresif, yang mungkin diinterpretasikan sebagai ancaman.
“Jika warga ingin berfoto dengan presiden, jangan bertindak terlalu agresif. Presiden sendiri menyambut permintaan foto dari warga,” jelas komandan Paspampres.
Sementara itu, Deputi Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Yusuf Permana menyatakan bahwa pihaknya telah berkomunikasi dengan Paspampres terkait insiden tersebut.
Paspampres menjelaskan kepada sekretariat bahwa para petugas mereka tidak terlibat dalam insiden tersebut, tambah Permana.
Dalam video yang menjadi viral di media sosial, pemuda tersebut terlihat mendekati presiden yang hendak masuk ke mobil presiden dan berhasil mengambil selfie sebelum mundur.
Dia segera ditegur oleh seorang petugas keamanan yang memberitahunya untuk tidak melanggar detail keamanan.
Pemuda itu kemudian terlihat ditendang di perut oleh petugas dan terlihat sangat kesakitan. Namun, pemuda tersebut tidak dapat memastikan unit dari petugas yang memukulnya.