Jakarta (ANTARA) – Presiden Prabowo Subianto bisa menyoroti kekuatan dan posisi strategis Indonesia di panggung global saat menghadiri KTT G7 2025 yang dijadwalkan pertengahan Juni di Kanada, kata anggota DPR Dave Laksono.
Wakil Ketua Komisi I DPR itu mencatat bahwa Presiden Prabowo terus meningkatkan citra internasional Indonesia melalui pernyataan kebijakan luar negeri yang jelas dan visi kepemimpinan yang menjanjikan.
“Saya yakin penting bagi Indonesia untuk menjadi penyeimbang dan tolok ukur bagi kekuatan global,” ujar Laksono saat dihubungi di Jakarta, Senin.
Dia menegaskan kehadiran presiden di pertemuan tingkat tinggi itu akan mempertegas komitmen Indonesia pada sikap non-blok sekaligus memperkuat citranya sebagai mediator tepercaya dalam urusan global.
“Ini sesuai dengan prinsip politik luar negeri ‘bebas aktif’,” tegasnya.
Laksono menambahkan, KTT G7 adalah kesempatan bagi kepala negara untuk memperluas jaringan diplomasi, mempromosikan kepentingan nasional, dan menyampaikan sikap Indonesia soal isu-isu internasional besar.
Sebagai pemimpin ekonomi terbesar di Asia Tenggara, Prabowo seharusnya manfaatkan momen ini untuk meningkatkan daya tarik investasi, mendorong sistem perdagangan global yang lebih adil, serta memperkuat peran Indonesia dalam rantai pasok dan isu energi serta keberlanjutan.
Berita terkait: Prabowo diundang ke KTT G7 sebagai tamu khusus
Politisi itu juga memuji presiden karena memperkuat pengaruh geopolitik Indonesia, termasuk melalui keanggotaan terbaru di blok ekonomi BRICS.
Sebelumnya, Presiden Prabowo menerima undangan resmi untuk hadir sebagai tamu kehormatan dalam KTT G7, yang beranggotakan tujuh ekonomi terbesar dunia—Italia, Kanada, Prancis, Jerman, Jepang, Inggris, dan AS—beserta Uni Eropa.
Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya menyampaikan informasi ini melalui Sekretariat Presiden di Jakarta, Sabtu (7 Juni).
“Selain undangan tertulis, Presiden Prabowo juga diundang langsung oleh Perdana Menteri Kanada Mark Carney lewat telepon kemarin,” bunyi pernyataan itu.
Berita terkait: Indonesia dorong negara G7 fasilitasi pendanaan iklim
Penerjemah: Bagus A, Tegar Nurfitra
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Hak Cipta © ANTARA 2025