Pertamina NRE dan LONGi Kolaborasi Luncurkan Proyek Manufaktur Panel Surya di Indonesia

Senin, 23 Juni 2025 – 18:31 WIB

VIVA – Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) bekerja sama dengan LONGi Green Technology Co., Ltd. secara resmi meluncurkan proyek strategis pembangunan fasilitas manufaktur panel surya (Photovoltaic/PV) di Indonesia.

Inisiatif ini mendukung komitmen Pemerintah Indonesia dalam pemenuhan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dan bertujuan memenuhi permintaan modul solar PV yang terus naik di dalam negeri dan kawasan Asia Tenggara.

Fasilitas ini ditargetkan punya kapasitas produksi 1,4 GW per tahun dan akan menggunakan teknologi terbaru dari LONGi, yaitu Hybrid Passivated Back Contact (HPBC) 2.0 tipe N yang bisa menghasilkan modul surya berdaya tinggi.

Baca Juga:
Perang Iran-Israel Makin Panas, Pertamina Ungkap Dampaknya ke Harga Pertamax cs

Proyek ini berlokasi di Deltamas, Jawa Barat, wilayah strategis yang memudahkan distribusi dan rantai pasok. Fasilitas ini diharap bisa menyerap tenaga kerja lokal dan tingkatkan perekonomian nasional.

Menurut Eniya Listiani, Dirjen EBTKE Kementerian ESDM, proyek ini akan sangat dukung transisi energi di Indonesia yang menarget bauran energi 34,3% hingga 2034. Dia harap proyek ini berjalan lancar sehingga bisa dukung RUPTL dengan tambahan kapasitas pembangkit 69,5 GW. “61% atau 42,6 GW berasal dari pembangkit EBT,” jelas Eniya.

Baca Juga:
Pertamina Mandalika Racing Series 2025: Komitmen Dukung Pembalap Muda Indonesia

Dalam sambutannya, Edy Junaedi, Deputi BKPM, apresiasi kontribusi LONGi dan Pertamina NRE yang tidak hanya tingkatkan kapabilitas manufaktur Indonesia, tetapi juga integrasikan Indonesia ke rantai pasok global industri energi terbarukan.

“Ini akan perkuat kolaborasi kedua negara dalam percepat transisi energi,” kata Edy.

Saat ini, kemampuan produksi panel surya dalam negeri baru 1,6 GWp per tahun. Dengan proyek ini, kapasitas nasional akan naik jadi 3 GWp, mendukung target pemerintah tambahan PLTS sebesar 300-400 GWp di 2060.

MEMBACA  Sindikat Copet Bertindak Saat Debat Cawapres di JCC, Berpura-pura Menjadi Wartawan

John Anis, CEO Pertamina NRE, bilang kerja sama ini jadi tonggak penting transisi energi di Indonesia. “Dengan bangun kapasitas manufaktur lokal, kami ingin kuatkan rantai pasok solar PV, turunkan biaya produksi, dan ciptakan lapangan kerja hijau berkeahlian tinggi,” tambahnya.

Dennis She, VP Longi Global, sebut kerja sama ini peluang bagi Longi untuk kembangkan bisnis energi di Asia Tenggara. “Kami harap bisa dukung target transisi energi Indonesia dengan berbagi pengetahuan dan teknologi,” ujarnya.

Pemerintah punya peta jalan peningkatan permintaan solar PV hingga 2035, sehingga proyek ini dinilai sangat potensial. Proyek ini akan dukung realisasi PLTS dalam RUPTL, pengembangan industri supply chain seperti solar cell, serta proyek hidrogen hijau di masa depan.

Fadjar Djoko Santoso, VP Corporate Communication Pertamina, menegaskan langkah Pertamina NRE ini sebagai upaya proaktif dukung target swasembada energi dan net zero emission (NZE).

“Sejalan dengan visi Pertamina sebagai pemimpin energi transisi, proyek ini diharap bisa perkuat ekosistem energi transisi di Indonesia,” jelas Fadjar.

Proyek ini adalah bagian dari komitmen Pertamina NRE dukung visi pemerintah mencapai Net Zero Emission 2060 melalui bisnis hijau dan berkelanjutan, serta wujudkan kedaulatan energi di Indonesia.

Baca Juga:
Perkuat Pembangunan SDM, Pertamina Resmikan Fasilitas Baru Universitas Pertamina

Halaman Selanjutnya
“Hal ini akan memperkuat dan meningkatkan kolaborasi kedua negara dalam mempercepat transisi energi,” ujar Edy.