“
Cara Gamer Memandang AI . FOTO/ DOK SindoNews
loading…
Penggunaan kecerdasan buatan dalam industri permainan tampaknya terus berkembang dan karena itu, kontroversi dan kekhawatiran pun meningkat.
AI telah lama digunakan dalam permainan video tetapi sekarang telah berkembang hingga menimbulkan kekhawatiran dari seluruh penjuru industri.
Beberapa aktor merasa mereka digantikan dengan model AI, pengembang akhirnya bisa menghadapi risiko penggunaan alat AI untuk melakukan pekerjaan mereka yang dapat mengakibatkan redundansi dan gamer dapat melihat di mana AI generatif telah digunakan karena kualitasnya yang rendah, yang disebut sebagai ‘AI slop’.
Lebih murah bagi perusahaan game untuk menggunakan AI guna menghasilkan dan membuat konten dan membantu pengembang dalam menyampaikan konten tersebut serta memperbaiki masalah-masalah kecil dengan lebih cepat.
Dan laporan baru dari Unity, platform pengembangan waktu nyata yang memiliki mesin dalam permainan yang digunakan oleh banyak studio permainan modern, telah mengungkapkan banyak pengembang merasa positif tentang dampak AI pada industri permainan.
Dari 300 pengembang yang menanggapi Laporan Gaming Unity 2025 , hampir empat dari lima (79 persen) mengatakan mereka merasa positif tentang meningkatnya penggunaan AI dalam game, dengan 17 persen merasa netral dan hanya lima persen merasa negatif tentang hal itu.
“Pengembang akan mendapat manfaat dari alat AI yang menyederhanakan pengujian permainan dan mengotomatiskan deteksi bug,” kata Sola Saulenko, direktur pemasaran game Pixonic yang dikembangkan oleh studio MY.GAMES, dalam laporan tersebut.
“Selain itu, solusi bertenaga AI untuk pelokalan dan penerjemahan cepat salinan iklan, atau bahkan pembuatan sketsa awal untuk seni konsep, dapat menghemat waktu dan sumber daya secara signifikan.”
Laporan itu juga mengatakan sebanyak 96 persen studio yang diwawancarai Unity secara aktif mengintegrasikan alat AI namun alih-alih pembelajaran mesin merevolusi industri, pengembang semakin banyak menggunakan AI untuk menemukan solusi bagi masalah yang lebih biasa.
(wbs)
“