Jakarta (ANTARA) – Perpustakaan Nasional Indonesia (Perpusnas) telah menciptakan 100 komik dari naskah kuno untuk menyebarkan konten dan pesan-pesan mereka di kalangan masyarakat dan menarik minat pembaca muda.
“Ada 100 judul komik yang telah diciptakan, dan pada dasarnya berasal dari naskah kuno. Alasan mengubah naskah kuno menjadi komik adalah karena kami ingin kontennya lebih akrab bagi para pembaca,” kata Plt Kepala Perpusnas E. Aminudin Aziz di sini pada Jumat (20 September 2024) malam.
Pada acara Penghargaan Gemilang Perpustakaan 2024, ia mengamati bahwa pembaca umum kesulitan membaca dan memahami naskah kuno, sehingga penting untuk mengubah naskah-naskah ini menjadi media visual seperti komik.
“Penulis kreatif mengolah skrip-skrip ini menjadi komik sehingga menjadi jauh lebih komunikatif, dan oleh karena itu, diharapkan generasi muda lebih antusias dalam membaca,” katanya.
Ia menambahkan bahwa Perpustakaan Nasional akan terus mengkonversi naskah kuno menjadi bentuk media lain seperti film dan animasi.
“Di masa depan, kami akan mencoba membuat film pendek dan animasi. Di Badan Bahasa, mereka telah mengolah cerita rakyat menjadi video animasi dalam bahasa daerah, dan tanggapan masyarakat sangat positif,” katanya.
Ia menekankan bahwa para pengelola perpustakaan harus mengubah citra perpustakaan sebagai tempat penyimpanan buku dan materi.
Perpustakaan harus menjadi produsen materi bacaan, katanya, menambahkan bahwa ada tantangan dalam meningkatkan indeks literasi masyarakat karena kurangnya koordinasi dari level pusat hingga daerah dalam menyelenggarakan kegiatan untuk mempromosikan membaca.
Berita terkait: Perpusnas mengintegrasikan budaya membaca dalam rencana strategis 2025-2029
Berita terkait: Perpustakaan nasional menyimpan koleksi manuskrip Sunda terbesar di dunia
Penerjemah: Lintang P, Kenzu
Editor: Rahmad Nasution
Hak cipta © ANTARA 2024