Semarang (ANTARA) – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Masyarakat, Abdul Muhaimin Iskandar, menekankan perlunya pendekatan baru untuk mengurangi kemiskinan di Indonesia.
"Pendidikan adalah cara paling efektif untuk memutus rantai kemiskinan," ujar menteri tersebut dalam dialog terbuka di Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, Jawa Tengah, Kamis.
Menurut Iskandar, program bantuan sosial (bansos) harus fokus pada pemberdayaan masyarakat. "Pemerintah tidak ingin hanya mempertahankan angka kemiskinan dengan bansos senilai Rp500 triliun. Kami ingin mengubah kondisi mereka," katanya.
Hal ini bisa tercapai dengan dukungan lembaga pendidikan, termasuk pesantren, yang harus menjadi aktor utama dalam program pemberdayaan, tambahnya.
Menteri itu juga menjelaskan bahwa pesantren merupakan tempat strategis bagi anak-anak dari keluarga miskin untuk mendapatkan pendidikan.
"Kami sedang menyiapkan 100 Sekolah Rakyat berbasis pesantren. Nantinya, anak-anak ini akan memutus rantai kemiskinan di keluarganya," ujarnya.
Iskandar juga menyebut UIN Walisongo sebagai salah satu kampus paling berjasa dalam mendukung transformasi sumber daya manusia di pesantren dan mahasiswa.
Sementara itu, rektor UIN, Prof. Nizar, menegaskan komitmen universitas untuk terus mendorong agenda pemberdayaan masyarakat, termasuk melalui pesantren.
Dia mengatakan pemberdayaan tidak bisa dilakukan sendirian, tetapi memerlukan kolaborasi antara pesantren sebagai pusat pemberdayaan, pemerintah, akademisi, bank, dan pelaku usaha.
Berita terkait: Indonesia membuat perubahan terukur untuk mengurangi kemiskinan
Berita terkait: Indonesia pertimbangkan metode baru hitung kemiskinan
Berita terkait: Indonesia bisa hapus kemiskinan sebelum 2045, kata Prabowo
Penerjemah: Immanuel Citra Senjaya, Asri Mayang Sari
Editor: Azis Kurmala
Hak Cipta © ANTARA 2025