Sabtu, 8 November 2025 – 07:30 WIB
Jakarta, VIVA – Menyusul insiden ledakan di SMAN 72 Jakarta Utara yang terjadi pada Jumat, 7 November 2025 kemarin, Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Margaret Aliyatul Maimunah, menekankan pentingnya pendampingan menyeluruh bagi para siswa.
"Semua anak, baik yang mengalami luka ataupun tidak, yang mendengar atau menyaksikan kejadian tersebut," ujar Margaret di RS Cempaka Putih Jakarta, seperti dikutip dari Antara.
KPAI merekomendasikan agar penanganan trauma dilakukan oleh psikolog bersertifikasi dan melibatkan pihak-pihak berkompeten seperti HIMPSI (Himpunan Psikologi Indonesia), Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA), hingga polisi yang memiliki tenaga spesialis psikologi.
Margaret juga menyambut baik rencana Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Atip Latipulhayat, untuk mempercepat rehabilitasi sekolah agar kegiatan belajar mengajar dapat segera kembali berlangsung.
Sebelumnya dilaporkan, berdasarkan keterangan KPAI per Jumat, 7 November 2025, sebanyak 14 siswa masih menjalani perawatan inap di rumah sakit. Tujuh di antaranya memerlukan tindakan operasi.
"Ada yang baru masuk, karena awalnya ditangani di puskesmas, tetapi kondisinya tidak memungkinkan, akhirnya dirujuk. Ada sebagian yang harus dioperasi. Data terakhir ada sekitar 7 anak," kata Margaret di RS Islam Jakarta Cempaka Putih.
Kondisi Korban dan Jenis Luka
Mayoritas korban adalah anak di bawah 18 tahun. Luka yang dialami beragam, mulai dari cedera kaki, kerusakan kuku jari, hingga keluhan pada telinga dan kepala. Margaret menambahkan, beberapa siswa bahkan harus menjalani prosedur pengangkatan kuku akibat cedera serius.
Siswa yang kondisinya telah membaik sudah diizinkan pulang. Hal ini menunjukkan bahwa penanganan medis dilakukan secara bertahap sesuai tingkat keparahan cedera masing-masing korban.
Data korban ledakan masih terus berubah. Saat tim KPAI tiba di lokasi, tercatat 33 siswa sedang dirawat di rumah sakit. Angka ini berbeda dengan data awal kepolisian yang menyebutkan korban sempat mencapai 37 orang. Meski begitu, angka resmi masih belum final karena beberapa korban masih dalam masa observasi dan perawatan lanjutan.