Perlu Memperluas Konektivitas Indonesia-Azerbaijan: DPR

Kedua negara perlu meningkatkan konektivitas dan hubungan antarmanusia dalam aspek sosial, budaya, ekonomi, dan strategis lainnya, ungkap Zon. Jakarta – Ketua Komite Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR, Fadli Zon, telah menekankan perlunya meningkatkan konektivitas dan hubungan antarmanusia antara Indonesia dan Azerbaijan. “Hubungan antara Indonesia dan Azerbaijan telah cukup kuat sejauh ini, namun kita perlu meningkatkan konektivitas dan hubungan antarmanusia,” katanya selama pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Azerbaijan Jeyhun Bayramov, menurut pernyataan resmi yang diterima di sini pada hari Sabtu. Kedua negara perlu meningkatkan konektivitas dan hubungan antarmanusia dalam aspek sosial, budaya, ekonomi, dan strategis lainnya, ungkap Zon. Salah satu hal yang perlu disoroti, katanya, adalah potensi kerja sama pariwisata, mengingat Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan sejumlah potensi pariwisata. Sebagai salah satu inisiatif Gerakan Non-Blok (NAM), sebuah forum global bagi negara-negara yang berkomitmen untuk perdamaian yang tidak tergabung dalam blok manapun, Indonesia memiliki ruang sendiri di arena internasional, perhatikan Zon. Dia mengatakan bahwa Indonesia telah menjadi contoh bagi negara-negara yang memegang prinsip untuk bebas dan aktif dalam kebijakan luar negeri mereka. Menurutnya, melalui Kelompok Kerja Sama Bilateral (GKSB) DPR-Parlemen Azerbaijan, kedua negara telah menjalin interaksi yang cukup erat. “Dengan cara itu, diharapkan (kelompok) tersebut akan menjadi landasan untuk memperkuat kerangka kerja kerjasama bilateral kedua negara guna mencapai tujuan bersama,” katanya. Sementara itu, Bayramov menyambut potensi kerjasama antara Indonesia dan Azerbaijan, khususnya dalam bidang pariwisata. Dia juga mengucapkan selamat kepada Indonesia karena telah menyelenggarakan pemilihan dengan aman, damai, dan demokratis. Kondisi ini, katanya, diharapkan akan memperkuat hubungan bilateral antara Azerbaijan dan Indonesia di era kepemimpinan baru Indonesia.

MEMBACA  Dua produser acara Korea Selatan dideportasi karena pengambilan gambar tanpa izin