Perjanjian Damai 1979 dengan Mesir di Ambang Kehancuran, Pejabat Israel Gemetar Ketakutan

Kairo – Pejabat Israel menyatakan kawatir dengan apa yang mereka gambarkan sebagai pembangunan infrastruktur militer Mesir di Semenanjung Sinai. Peringatan ini menyebutkan bahwa hal itu bisa mencakup kemampuan ofensif dan melanggar perjanjian damai tahun 1979 antara kedua negara.

Menurut Maariv, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memberikan Sekretaris Negara AS, Marco Rubio, sebuah daftar aktivitas Mesir di Sinai saat pertemuan mereka di Yerusalem yang diduduki pekan lalu. Perjanjian tersebut, yang ditandatangani dengan jaminan dari AS, membatasi pasukan Mesir di semenanjung itu untuk menggunakan senjata di area-area tertentu.

Presiden Mesir, Abdel Fattah El-Sisi, telah beberapakali menolak saran bahwa negaranya akan memasuki perang dengan Israel. Dia menekankan bahwa prioritasnya tetaplah keamanan warga negara Mesir. Dia menyatakan bahwa bantuan kemanusiaan untuk Gaza harus dikoordinasikan dengan Israel, dan menolak tindakan militer sepihak.

Maariv mencatat bahwa pernyataan Sisi memposisikan Mesir sebagai mediator yang mengandalkan diplomasi daripada intervensi langsung. Kairo telah menunjukkan kesediaannya untuk membantu memfasilitasi pengiriman bantuan, tapi tidak dengan mengorbankan keamanan nasionalnya atau dengan terlibat dalam eskalasi militer.

Axios melaporkan bahwa Netanyahu meminta pemerintahan Trump pekan lalu untuk menekan Mesir agar mengurangi kehadiran militernya di Sinai, menurut seorang pejabat AS dan dua pejabat Israel.

MEMBACA  Menteri mendorong peningkatan layanan Hajj jalur cepat yang ada