loading…
Ramai dibahas soal tarif KRL Commuter Line naik dengan cara menentukan besaran subsidi berbasis NIK pada tahun 2025. Foto: Dok SINDOnews
JAKARTA – Ramai dibahas soal tarif KRL Commuter Line naik dengan cara menentukan besaran subsidi berbasis Nomor Induk Kependudukan (NIK) pada tahun 2025. Wacana tersebut mendapat beragam kritikan dari sebagian masyarakat yang telah menjadi penggunanya.
Menanggapi itu, Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (DJKA Kemenhub) buka suara. DJKA menyebut rencana penerapan tarif KRL subsidi berbasis NIK dilakukan dengan harapan pemberian subsidi tepat sasaran kepada kelompok yang membutuhkan.
Meski baru sebatas wacana, rencana kenaikan tarif KRL berdasar NIK telah menjadi perhatian warganet. Pengguna KRL mengatakan, seharusnya KAI Commuter memperhatikan beberapa hal lain terlebih dahulu daripada memutuskan menaikkan tarif KRL berbasis NIK.
Hal yang Perlu Diperbaiki oleh KAI Commuter di Tengah Wacana Kenaikan Tarif KRL
1. Fasilitas DiperbaikiFasilitas menjadi salah satu penunjang kenyamanan pengguna dalam hal apa pun. Hal ini juga berlaku untuk KRL.
Terlepas dari keputusan kenaikan tarif, sebagian pengguna rasanya bisa menerima, tetapi dengan catatan bahwa fasilitas yang disediakan juga terus diperbaiki dan ditingkatkan. Misalnya perawatan AC hingga kebersihan toilet.
Pengguna KRL ikut menuntut bila tarif KRL nantinya benar-benar naik. Beberapa di antaranya meminta pengelola menambah tangga dan melebarkan peron di sejumlah stasiun tertentu.
2. Bangun Lift dan Eskalator untuk Semua StasiunPengguna lain juga menuntut pembangunan lift dan eskalator yang layak di semua stasiun KRL. Fasilitas seperti itu nantinya memudahkan pengguna untuk berpindah peron atau akses keluar dan masuk stasiun.
Sementara itu, bagi stasiun yang sudah memiliki fasilitas tersebut, harapannya pengelola bisa ikut mengawasinya dengan baik. Jangan sampai tiba-tiba muncul gangguan atau kerusakan yang membuat kenyamanan pengguna KRL terganggu.
3. Penambahan Gerbong dan Ketepatan WaktuSelain itu, pengguna juga menyoroti masalah gerbong dan ketetapan waktu datangnya kereta. Alasan untuk masalah pertama tentu karena pengguna KRL selama ini masih berdesak-desakan saat menggunakan moda transportasi massal tersebut.
Pada sisi lain, ada juga sebagian yang mengeluhkan jadwal KRL yang dirasa tidak tepat waktu. Beberapa perjalanan dalam waktu tertentu bisa mengalami keterlambatan dengan sejumlah alasan.
(jon)