Minggu, 14 April 2024 – 05:46 WIB
Teheran – Situasi di Timur Tengah semakin memanas setelah terjadi serangan terhadap Konsulat Iran di Suriah yang memicu ketegangan. Pemerintah Iran menuding Israel sebagai dalang di balik serangan tersebut.
Presiden Iran, Ebrahim Raisi, menegaskan bahwa Iran tidak akan tinggal diam atas tindakan kejahatan tersebut. Iran bersumpah untuk membalas dendam terhadap Israel.
Raisi menyatakan bahwa rezim Zionis Israel, setelah beberapa kekalahan dan kegagalan dalam menghadapi perlawanan di Suriah, kini menggunakan strategi pembunuhan buta sebagai upaya untuk menyelamatkan diri. Namun, seberapa besar kekuatan Iran dalam konflik ini? Analisis dari New York Times (NYT) yang dikutip pada Minggu, 14 April 2024 memberikan gambaran sebagai berikut:
Angkatan Bersenjata Iran termasuk yang terbesar di Timur Tengah, dengan jumlah personel aktif sekitar 580.000 dan personel cadangan terlatih sekitar 200.000. Mereka terbagi antara tentara tradisional dan Korps Garda Revolusi Islam.
Garda Revolusi juga mengoperasikan Pasukan Quds, sebuah unit elit yang bertugas mempersenjatai, melatih, dan mendukung jaringan milisi proksi di seluruh Timur Tengah. Meskipun milisi proksi tersebut tidak dihitung sebagai bagian dari angkatan bersenjata Iran, namun para analis menyatakan bahwa mereka siap berperang, bersenjata lengkap, dan loyal secara ideologis kepada Teheran.
Strategi militer Iran selama ini bertumpu pada pengembangan rudal presisi dan jarak jauh, drone, dan pertahanan udara. Iran memiliki gudang rudal balistik dan drone terbesar di Timur Tengah, serta rudal jelajah dan rudal anti-kapal. Iran juga telah mengumpulkan sejumlah besar drone yang mampu terbang rendah untuk menghindari radar.
Sanksi internasional telah membatasi akses Iran terhadap persenjataan dan peralatan militer berteknologi tinggi yang diproduksi di luar negeri. Saat ini, Iran memproduksi rudal dan drone dalam jumlah besar di dalam negeri dan terus memprioritaskan produksi pertahanan tersebut.
Inilah gambaran besar mengenai kekuatan militer Iran dan strategi pertahanannya dalam menghadapi konflik di Timur Tengah.