Pontianak, Kalimantan Barat (ANTARA) – Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni melaporkan penurunan signifikan kasus kebakaran hutan dan lahan di Indonesia dalam satu dekade terakhir pada Kamis.
"Berdasarkan data terbaru, tren penurunan kebakaran hutan dan lahan menunjukkan luas area terdampak mencapai 2,6 juta hektar pada 2015, turun jadi 1,6 juta hektar di 2019, dan 1,1 juta hektar di 2023," jelas Menteri Antoni di acara Kesiapsiagaan Rutin Penanganan Karhutla Nasional 2025 di Pontianak.
Ia menyebut penurunan ini berkat kolaborasi kuat antar pemangku kepentingan, termasuk pemerintah pusat-daerah, TNI, Polri, dan masyarakat.
"Tapi kita tidak boleh lengah. Harus tetap waspada dan terus tingkatkan kesiapsiagaan hadapi ancaman kebakaran," tambahnya.
Tiga pilar utama pengendalian karhutla menurutnya adalah: kerja sama lintas sektor, penegakan hukum efektif, dan partisipasi aktif masyarakat.
Menteri memuji kinerja Manggala Agni dan Masyarakat Peduli Api (MPA) sebagai garda terdepan pencegahan kebakaran.
"Keberhasilan ini didukung 2.370 personel Manggala Agni di 34 wilayah operasi, termasuk 5 area di Kalbar, serta 10.225 anggota MPA di 29 provinsi. Di Kalbar saja, ada 1.165 personel MPA yang aktif," ujarnya.
Ia mengingatkan pentingnya kewaspadaan jelang musim kemarau yang diprediksi BMKG akan dimulai di Kalbar pada Juni 2025.
Pemerintah menetapkan 518 desa prioritas pengendalian karhutla di Indonesia, dengan 52 di antaranya berada di Kalimantan Barat.
Berita terkait:
- Cegah karhutla untuk ketahanan pangan dan energi: menterii
- BNPB mulai tebar awan cegah karhutla di Riau
- Posko Karhutla aktif di tujuh provinsi: BNPB
Penerjemah: Rendra, Kenzu
Editor: Primayanti
Hak Cipta © ANTARA 2025