Di luar tugas utamanya untuk menjaga wilayah udara Indonesia yang luas, Angkatan Udara Indonesia (TNI AU) berupaya memperluas peran dan keterlibatannya dalam inisiatif sosial dan kesejahteraan.
Baru-baru ini, penjaga wilayah udara telah bergabung dalam upaya menjadikan program Santap Nutrisi Gratis sukses, sejalan dengan tekad Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka untuk meningkatkan asupan gizi masyarakat Indonesia.
Kepala Staf Angkatan Udara Indonesia (TNI-AU) Marsekal Madya TNI Mohamad Tonny Harjono mengatakan bahwa program ini layak mendapat dukungan penuh karena ia yakin akan melindungi anak-anak dari masalah kekurangan gizi yang dapat mengganggu pertumbuhan mereka.
Beliau optimis bahwa peningkatan asupan gizi akan membantu menciptakan banyak bakat berkualitas dan produktif menjelang tahun emas yang diantisipasi pada tahun 2045.
Hal ini juga mendorong keputusannya untuk mendirikan dapur-dapur besar di pangkalan udara di seluruh Indonesia untuk menyediakan makanan untuk program tersebut.
Beliau menjamin bahwa semua dapur akan mampu menghasilkan porsi makanan yang mencukupi dan menerapkan standar kualitas tinggi dalam seluruh proses manajemen dan memasak bahan.
Rencananya adalah mengoperasikan dapur-dapur tersebut untuk menyediakan santapan nutrisi untuk sekitar 2,81 juta anak, dengan fokus khusus pada anak-anak yang belajar di sekolah-sekolah di sekitar pangkalan udara.
Untuk itu, TNI telah melibatkan Badan Gizi Nasional (BGN) untuk membimbing dan mengawasi pengembangan dapur, pemilihan bahan, dan proses memasak.
Dapur khusus
Sejauh ini, dapur yang didirikan untuk program Santap Nutrisi Gratis di beberapa pangkalan udara telah mulai beroperasi dan melakukan ujicoba di sekolah-sekolah setempat.
Dapur-dapur operasional termasuk yang berlokasi di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma Jakarta; Pangkalan Udara Raden Sadjad di Natuna, Kepulauan Riau; Pangkalan Udara Zainuddin Abdul Madjid di Mataram, Nusa Tenggara Barat; dan Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh di Malang, Jawa Timur.
Marsekal Harjono menargetkan masing-masing pangkalan udara menghasilkan tiga ribu hingga empat ribu porsi makanan setiap hari.
Menurut beliau, pangkalan udara akan melanjutkan uji coba untuk mencapai tingkat kesiapan yang tinggi sebelum program tersebut memulai peluncuran penuhnya pada 2 Januari tahun depan.
ANTARA berkesempatan untuk menjelajahi salah satu dapur operasional yang terletak di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma Jakarta.
Dapur tersebut terdiri dari enam ruangan yang cukup besar, dengan ruangan utama dilengkapi dengan dua peralatan memasak berukuran besar dan sebuah kompartemen untuk membungkus makanan.
Sementara itu, ruangan lain dirancang untuk mencuci bahan makanan, memproses sayuran, dan mengelola daging sapi, daging ayam, dan ikan.
Penting untuk dicatat bahwa dapur tersebut memiliki kapasitas untuk menghasilkan sebanyak 11 ribu porsi makanan setiap hari.
Komandan Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma Marsekal Muda TNI Muzafar memastikan bahwa dapur hanya menghasilkan makanan berkualitas tinggi karena seluruh prosesnya diawasi oleh BGN.
Targetnya adalah agar dapur menyediakan santapan nutrisi untuk lebih dari 10 ribu siswa di 22 sekolah di sekitar pangkalan udara.
Selain itu, untuk memastikan bahan dan material yang cukup untuk dapur, manajemen pangkalan udara memutuskan untuk mengubah 6,5 hektar lahan menjadi area pertanian.
Manfaat keterlibatan
Langkah Indonesia untuk melibatkan militer, dalam hal ini angkatan udara, dalam program Santap Nutrisi Gratis dipandang sebagai inisiatif positif yang dapat membantu mendukung dan mempercepat distribusi makanan bergizi kepada semua penerima yang ditargetkan di wilayah teritorial yang luas.
Khairul Fahmi, salah satu pendiri Institut Studi Keamanan dan Strategis, berpendapat bahwa kehadiran personel angkatan udara di beberapa daerah akan memungkinkan TNI AU mempercepat proses pengiriman.
Dengan dapur-dapur berukuran besar dan pangkalan udara yang terletak di daerah pemukiman, katanya, diharapkan angkatan udara dapat mencapai mereka yang membutuhkan santapan nutrisi dengan lebih mudah.
Namun, pengamat tersebut menekankan pentingnya bagi Indonesia untuk memastikan bahwa militer hanya memainkan peran pendukung dalam program ini. Institusi non-militer harus menjadi pusat perhatian.
Beliau kemudian menekankan pentingnya TNI AU bekerja sama dengan pemerintah daerah dan kementerian terkait dalam melaksanakan program tersebut.
Fahmi juga mendorong TNI AU untuk menjadi pelopor transparansi dalam keterlibatannya dalam program tersebut. Dengan demikian, diharapkan angkatan udara dapat lebih meningkatkan citra militer Indonesia di mata publik.
Dengan terlibat dalam program prioritas pemerintah, TNI AU dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam penanganan isu sosial, membuktikan bahwa kapasitasnya melampaui perlindungan wilayah udara.
Bangsa Indonesia dapat mengharapkan program Santap Nutrisi Gratis membuka jalan bagi lahirnya generasi bakat yang sehat dan kompetitif, yang diperlukan untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
Impian tersebut memerlukan pemerintah untuk bermitra dengan pihak-pihak yang dapat dipercaya, seperti TNI AU, sambil memastikan transparansi dalam pelaksanaan program.
Berita terkait: Lemhanas meninjau efektivitas program makanan gratis
Berita terkait: Meningkatkan generasi masa depan melalui program santap nutrisi gratis
Copyright © ANTARA 2024