Peningkatan Teknologi BNPT untuk Perangi Ekstremisme Daring

Jakarta (ANTARA) – Pejabat terorisme utama Indonesia menyerukan untuk kemampuan digital yang lebih kuat guna melawan ancaman konten radikal dan kekerasan yang makin meningkat di platform media sosial.

Komisaris Jenderal Eddy Hartono, kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), menyatakan kepada anggota DPR pada 3 September bahwa digitalisasi sangat penting untuk deteksi, pencegahan, dan penegakan hukum yang lebih cepat.

Berbicara dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi XIII DPR RI di Jakarta, dia mendesak dukungan untuk meningkatkan infrastruktur teknologi badan tersebut.

"Dukungan dari teknologi informasi untuk memperkuat langkah-langkah preventif di lapangan sangat penting," kata Hartono dalam pernyataan yang dikonfirmasi Senin.

Dia meminta para legislator mendukung upaya BNPT untuk mendapatkan alat teknologi yang lebih maju agar dapat mengikuti lanskap ancaman yang terus berkembang.

Wakil Ketua Komisi XIII, Dewi Asmara, mengatakan dia mendukung perluasan infrastruktur digital BNPT, meskipun sudah ada kolaborasinya dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika serta lembaga lainnya.

"Kami secara khusus mendukung digitalisasi tambahan, walau BNPT sudah berkoordinasi dengan kementerian terkait," ujar Dewi.

Dia menekankan kebutuhan agensi akan otonomi digital dan infrastruktur yang kuat untuk mencegah penyebaran ideologi radikal di dunia online secara efektif. Dewi menambahkan bahwa kerja sama eksekutif-legislatif yang lebih kuat sangat penting untuk mengamankan ekosistem digital Indonesia.

Pada Rapat Kerja Nasional XII Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) bulan April lalu, Hartono memperingatkan bahwa alat teknologi semakin disalahgunakan oleh kelompok ekstremis untuk menyebarkan propaganda, merekrut, meradikalisasi, melatih operatif, mengumpulkan dana, dan melakukan serangan siber.

Dia mengatakan penyalahgunaan seperti itu telah mempercepat penyebaran ideologi kekerasan dan menyederhanakan akses ke konten ekstrem.

Sejak pandemi COVID-19, aktivitas pro-teror online meningkat signifikan, tambah Hartono. Untuk mengatasi ini, BNPT berfokus pada tiga strategi inti: kesiapsiagaan nasional, kontra-radikalisasi, dan deradikalisasi.

MEMBACA  Indonesia untuk mengutamakan penempatan tenaga kerja berkeahlian tinggi di luar negeri

Indonesia, negara dengan mayoritas Muslim terbesar di dunia, telah menghadapi serangkaian serangan dalam dua dekade terakhir dan memperketat pertahanan digitalnya untuk merespons ancaman baru yang terus berkembang.

Translator: Agatha, Azis Kurmala
Editor: Rahmad Nasution
Copyright © ANTARA 2025