Jakarta (ANTARA) – Mantan Menteri Kesehatan Indonesia, Nila Djuwita Moeloek, pada Kamis memperingatkan tentang peningkatan tajam ganggungan penglihatan di kalangan anak-anak sekolah dasar. Ia menyebutkan bahwa lonjakan ini disebabkan oleh waktu menatap layar yang lama selama pandemi COVID-19.
Berbicara di sebuah acara publik di Jakarta, Nila mengatakan anak-anak menghabiskan lebih banyak waktu untuk belajar dari rumah dan menggunakan perangkat digital selama masa lockdown. Hal ini menyebabkan aktivitas fokus dekat yang berkelanjutan, yang berkontribusi pada miopia atau perpanjangan bola mata.
“Bola mata manusia seharusnya bulat sempurna dengan diameter sekitar 22 milimeter,” jelas Nila.
“Tapi melihat dari dekat yang berlebihan, pencahayaan yang buruk, dan rongga mata yang lebih kecil dapat menyebabkannya memanjang. Ini membuat cahaya fokus di depan retina dan mengakibatkan penglihatan kabur,” tambahnya.
Dia memperingatkan bahwa masalah penglihatan yang tidak diatasi dapat serius mempengaruhi performa akademik anak-anak. Banyak yang kesulitan melihat papan tulis di kelas dan mungkin salah dianggap sebagai tidak memperhatikan.
Sebuah studi terkini yang dilakukan bersama Unit Respons Gangguan Refraktif (SPGR) menemukan bahwa gangguan penglihatan di antara siswa SD di Jakarta telah melonjak menjadi 40 persen, meningkat dari hanya 13 hingga 15 persen sebelum pandemi.
“Ini mengkhawatirkan. Ini langsung mempengaruhi pembelajaran dan bisa menyebabkan hambatan perkembangan jangka panjang,” kata Nila.
Lebih lanjut, dia mencatat bahwa memberikan kacamata telah sangat membantu anak-anak dengan masalah penglihatan, meningkatkan kenyamanan dan hasil akademik mereka.
“Setelah dapat kacamata, anak-anak jadi lebih nyaman belajar, dan nilainya membaik,” ujarnya.
Nila menyerukan kepada pemerintah, pendidik, dan orang tua untuk memprioritaskan perawatan mata sedini mungkin. Ia mendorong skrining penglihatan rutin di sekolah-sekolah untuk mencegah penurunan lebih lanjut dalam kualitas sumber daya manusia Indonesia.
“Kesehatan penglihatan harus menjadi bagian dari strategi pendidikan nasional kita,” tegasnya.