Jakarta (ANTARA) – Menteri Pendidikan Tinggi, Ilmu Pengetahuan, dan Teknologi Brian Yuliarto menekankan pentingnya menguasai ilmu dasar dalam menghadapi gangguan teknologi global seperti kecerdasan buatan dan komputasi kuantum.
"Ilmu dasar sangat penting di tengah kecepatan komputasi yang sangat tinggi. Budaya ilmiah sangatlah penting," ujarnya dalam pernyataan pada Minggu.
Menurut dia, penguasaan ilmu dasar bisa dicapai dengan mengembangkan budaya ilmiah di perguruan tinggi, yang kemudian dapat diperluas ke masyarakat umum.
Untuk itu, ia mendorong peran aktif universitas dalam memperkuat penguasaan ilmu dasar untuk mendukung target Indonesia menjadi negara maju pada 2045.
"Pendidikan adalah fondasi utama untuk pertumbuhan ekonomi berbasis pengetahuan. Untuk mencapai status negara maju, Indonesia perlu mencapai pertumbuhan ekonomi delapan persen per tahun," jelasnya.
Berita terkait: RI mendesak G20 gunakan teknologi digital untuk tingkatkan kualitas pendidikan
Menteri juga meminta layanan optimal dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti), dan pemerintah daerah kepada dosen, mahasiswa, dan institusi.
Ini dinilai mampu mendongkrak rasio partisipasi kasar pendidikan tinggi dari 32 persen menjadi 38 persen.
"Kami ingin menambah jumlah mahasiswa. Indonesia biasanya mengalami kenaikan 0,5 persen mahasiswa per tahun. Namun, kami kini berupaya menaikkannya jadi satu persen per tahun," ungkapnya.
Ia mengundang semua universitas untuk mengubah perspektif layanan dari bersifat menghakimi menjadi perbaikan berkelanjutan.
Dengan reformasi pendekatan dan peningkatan layanan pendidikan tinggi, Yuliarto berharap semua universitas di Indonesia bisa fokus meningkatkan kualitas dan inovasi secara berkelanjutan.
Berita terkait: Disrupsi teknologi tak boleh mengikis nilai-nilai nasional: Muhammadiyah
Penerjemah: Sean Filo, Raka Adji
Editor: Rahmad Nasution
Hak Cipta © ANTARA 2025