Peserta Forum Air Dunia ke-10 (WWF) pada Jumat sepakat pada “Agenda Juara Aksi DAS Bali” yang berisi komitmen baru untuk mendukung manajemen DAS guna mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
“Semua peserta dalam segmen ini menyambut keputusan ini untuk lebih mengonsolidasikan manajemen DAS sebagai prioritas politik dengan terus memasukkan isu DAS dalam segmen politik tingkat tinggi,” sekretaris jenderal International Network of Basin Organizations (INBO), Eric Tardieu, mengatakan di Badung, Bali, pada Jumat.
Dia menginformasikan bahwa isu DAS juga mencakup segmen menteri, parlemen, dan pemerintah daerah.
Agenda Juara DAS Bali mencakup langkah-langkah kolaboratif seperti peluncuran Twin Basin Initiative (TBI), program global untuk pembangunan kapasitas dan pertukaran pengalaman antara organisasi global yang bekerja pada manajemen sumber daya air terpadu (IWRM) di tingkat DAS nasional dan lintas negara.
Untuk mencapai tujuan tersebut, TBI akan mendukung kegiatan pembangunan kapasitas bersama, seperti webinar, pertukaran tatap muka, dan kunjungan studi, serta penyebaran pembelajaran secara global, seperti dari sesama ke sesama dan di tingkat masyarakat, kata Tardieu.
INBO adalah sebuah organisasi yang memantau pelaksanaan manajemen sumber daya air terpadu di wilayah DAS nasional dan lintas negara, danau, dan akuifer dari perspektif tata kelola terpadu.
Organisasi ini memperhatikan perencanaan strategis, sistem informasi bersama, dan pembiayaan yang berkelanjutan dalam upaya mengatasi tantangan perubahan iklim, pelestarian keanekaragaman hayati, dan kerja sama lintas batas.
Sebelumnya, saat pembukaan Hari Segmen DAS, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Basuki Hadimuljono, mengatakan bahwa kolaborasi adalah kunci untuk manajemen sukses DAS atau wilayah sungai.
“Hari Segmen DAS adalah kesempatan berharga untuk mendiskusikan langkah-langkah selanjutnya untuk meningkatkan kerjasama dan pertukaran pengalaman terkait manajemen DAS,” tambahnya.
Sebelumnya, Forum Air Dunia ke-10 merumuskan prioritas untuk penanganan krisis air di empat wilayah Asia-Pasifik, Mediterania, Amerika, dan Afrika.
Setiap koordinator regional membahas perkembangan dan mengidentifikasi langkah-langkah prioritas terkait krisis air di tingkat lokal dan regional di forum tersebut.
“Kolaborasi bukan hanya dasar yang kuat untuk masa depan yang berkelanjutan (manajemen air), tetapi juga memainkan peran penting dalam keberhasilan manajemen air di setiap wilayah,” kata presiden Dewan Air Dunia (WWC), Loic Fauchon, di Bali pada hari Kamis.
Dalam sesi tersebut, setiap koordinator regional membagikan hasil dari satu tahun diskusi dan menyebarkan ide-ide nyata untuk mengatasi tantangan air regional. Forum juga bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang aspek-aspek prioritas air umum, yang sering berbeda dari satu wilayah ke wilayah lain, tambahnya.
Pembicara dalam sesi tersebut terdiri dari presiden Mediterranean Water Institute (IME), Alain Meyssonnier; CEO Sabesp, Benedito Braga; sekretaris eksekutif African Ministers’ Council on Water (AMCOW), Rashid Mbaziira; ketua dewan pengurus Asia-Pacific Water Forum (APWF), Changhua Wu; dan Eelco Van Beek dari Asian Development Bank (ADB).
Menurut Fauchon, semua sesi proses regional harus dimanfaatkan secara optimal untuk membentuk kolaborasi dan menemukan solusi terbaik untuk masalah air, seperti mengatasi isu air di setiap area serta antar area terkait.
Forum Air Dunia ke-10 diselenggarakan di Nusa Dua, Bali, dari 18-25 Mei 2024, untuk membahas konservasi air, air bersih dan sanitasi, keamanan pangan dan energi, serta mitigasi bencana alam.
Sebanyak 244 sesi diskusi terkait air di forum tersebut diharapkan menawarkan hasil konkret tentang manajemen air global.
Forum telah menghasilkan beberapa poin deklarasi menteri yang telah diratifikasi. Setidaknya 106 negara dan 27 organisasi internasional telah bergabung dalam deklarasi tersebut.
Deklarasi mencakup pendirian pusat keunggulan tentang keamanan air dan iklim untuk mengembangkan kapasitas dan memanfaatkan fasilitas unggulan.
Ini juga bertujuan untuk meningkatkan dan mendorong manajemen sumber daya air terpadu di pulau-pulau kecil.
Meskipun Indonesia dikelilingi oleh air, negara ini masih membutuhkan sistem manajemen yang baik untuk mengatasi masalah kualitas dan ketersediaan air bersih.
Deklarasi juga mencakup proposal untuk menetapkan Hari Danau Dunia untuk menyoroti danau sebagai sumber air yang mendukung manusia, selain fungsi sosial dan ekonominya.
Peringatan Hari Danau Dunia tidak hanya diharapkan menjadi simbolis tetapi menjadi salah satu kunci utama untuk melestarikan danau di seluruh dunia.
Sementara itu, kompendium tindakan konkret yang mencakup 113 proyek di sektor air dan sanitasi senilai Rp148,94 triliun (US$9 miliar) juga telah diratifikasi di forum tersebut.