Pemilihan Tantang Target Investasi $106 miliar: Menteri

Jakarta (ANTARA) – Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa Pemilihan Umum 2024 akan menjadi tantangan dalam upaya mencapai target investasi sebesar Rp1.650 triliun. “Setiap pemilihan di seluruh dunia akan berkorelasi dengan ekonomi,” kata dia pada hari Rabu.

Lahadalia berharap pemilihan tersebut akan selesai dalam satu putaran, karena hal ini akan memungkinkan investor untuk segera mendapatkan kepastian tentang siapa yang akan menjadi presiden berikutnya setelah Joko Widodo (Jokowi).

Dia mengatakan bahwa jika pemilihan selesai dalam satu putaran, Indonesia akan memiliki waktu yang lebih lama untuk mengoptimalkan upaya mencapai target investasi. Dia menambahkan bahwa rencana investasi dapat ditingkatkan mulai Maret dalam kasus pemilihan satu putaran.

Berdasarkan data dari kementeriannya, realisasi investasi pada tahun 2023 mencapai Rp1.418,9 triliun, melebihi target Rp1.400 triliun yang ditetapkan oleh Jokowi, dengan total penyerapan tenaga kerja mencapai 1.823.543.

Periode Januari hingga Desember 2023 menunjukkan peningkatan investasi sebesar 17,5 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun 2022, ketika angkanya tercatat sebesar Rp1.207,2 triliun.

Investasi yang direalisasikan pada tahun 2023 terdiri dari investasi asing sebesar Rp744 triliun, atau 52,4 persen dari total investasi, dan investasi domestik sebesar Rp674,9 triliun, atau 47,6 persen dari total investasi.

Investasi asing mengalami pertumbuhan sebesar 13,7 persen pada tahun 2023, sementara investasi domestik tumbuh 22,1 persen.

Indonesia mengadakan pemilihan umum pada hari Rabu (14 Februari 2024), dengan jumlah pemilih sekitar 204,8 juta orang.

Berita terkait: Exit poll menunjukkan Prabowo-Gibran unggul dalam pemilihan presiden
Berita terkait: Prabowo-Gibran menang besar di tempat pemungutan suara di mana Prabowo mencoblos

Penerjemah: Putu Indah, Raka Adji
Editor: Anton Santoso
Hak cipta © ANTARA 2024

MEMBACA  Hasil pemilihan di Afrika Selatan mungkin hanya awal dari proses politik yang sulit. Inilah alasannya