Jakarta (ANTARA) – Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza menginformasikan bahwa Pemerintah Indonesia akan mempermudah regulasi untuk mendukung pertumbuhan industri furnitur, meningkatkan daya saingnya, dan memperluas jangkauan global industri tersebut.
Beliau mengatakan bahwa kemudahan regulasi adalah salah satu langkah utama pemerintah untuk mendukung industri furnitur dalam menghadapi tantangan global.
“Untuk mendukung pertumbuhan industri furnitur, pemerintah memiliki satu tugas, yaitu memberikan kemudahan, terutama dalam regulasi,” katanya ketika membuka 2025 Indonesia International Furniture Expo (IFEX) di Jakarta pada hari Kamis.
Beliau menekankan bahwa dukungan regulasi adalah kunci untuk meningkatkan kekuatan dan pertumbuhan industri furnitur dan kerajinan di Indonesia.
Menurut Riza, meskipun situasi ekonomi global saat ini tidak menguntungkan, sektor industri manufaktur non-migas Indonesia terus tumbuh dan tetap kuat, bahkan mengalami pertumbuhan yang signifikan.
Kontribusi sektor industri manufaktur terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada tahun 2024 diperkirakan mencapai 17,16 persen, dengan pertumbuhan sekitar 4,7 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Jumlah pekerja di sektor industri manufaktur juga meningkat menjadi sekitar 19,96 juta, mencerminkan perkembangan positif di sektor tersebut.
Penambahan Nilai Tambah Manufaktur (MVA) Indonesia pada tahun 2023 tercatat sebesar USD255 miliar, menempatkannya di peringkat ke-12 secara global. Di antara negara-negara ASEAN, MVA Indonesia merupakan yang tertinggi.
Pada Februari 2024, Indeks Manajer Pembelian (PMI) Indonesia mencapai 53,6, menandai pertumbuhan yang signifikan dibandingkan dengan bulan yang sama pada tahun sebelumnya.
Sementara itu, Indeks Kepercayaan Industri Indonesia tercatat sebesar 53,1, mencerminkan peningkatan positif dalam kepercayaan terhadap sektor industri negara ini.
“Dalam mengembangkan industri furnitur domestik, Kementerian Perindustrian sepenuhnya berkomitmen untuk melakukan pekerjaan dan mengambil langkah-langkah strategis, terutama menyediakan fasilitas untuk ketersediaan bahan baku dan sumber daya manusia,” ujar Riza.
Ketua Umum Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI), Abdul Sobur, mengatakan bahwa industri furnitur dan kerajinan sangat strategis, berbeda dengan pertambangan, di mana sumber daya akan habis pada suatu titik.
Beliau menekankan bahwa potensi ekspor furnitur Indonesia masih memiliki ruang untuk pertumbuhan.
Berita terkait: Sektor furnitur mencatat komitmen ekspor Rp17 miliar ke India: pemerintah
Berita terkait: Menteri mendukung pencapaian target ekspor furnitur US$5 miliar
Translator: Muhammad Harianto, Raka Adji
Editor: Rahmad Nasution
Hak cipta © ANTARA 2025