Jakarta (ANTARA) – Menteri Agraria dan Tata Ruang Indonesia, Nusron Wahid, menyatakan pada Senin bahwa rencana tata guna lahan di tiga provinsi Sumatra akan mengalami revisi besar-besaran menyusul banjir dan tanah longsor baru-baru ini.
Perubahan ini akan mempengaruhi Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat, kata Nusron dalam Rapat Kerja Nasional Kementerian di Jakarta.
“Revisi pascabencana terhadap rencana tata ruang wilayah provinsi dan kabupaten akan mengakibatkan perubahan peruntukan lahan yang luas,” ujarnya, menambahkan fokus akan beralih ke mitigasi bencana.
Nusron mengatakan evaluasi sedang berlangsung, termasuk di kawasan hutan yang sebelumnya dibuka untuk perkebunan.
“Kemungkinan besar, beberapa area akan dikembalikan ke fungsi hutan untuk memperkuat ketahanan terhadap bencana alam,” katanya.
Revisi ini bertujuan mencegah terulangnya bencana serupa, yang diperparah oleh berkurangnya serapan air akibat deforestasi dan perubahan guna lahan, jelas Nusron.
Berita terkait: Indonesia manfaatkan lahan tidur untuk pemberdayaan warga binaan
“Area yang dulunya hutan dan penyangga alami perlu dipulihkan untuk menyerap air dan mengurangi banjir,” tegasnya.
Dia menekankan pemerintah masih dalam fase tanggap darurat, memprioritaskan evakuasi dan pemulihan di daerah terdampak.
Nusron menyatakan kajian tata ruang pascabencana akan memastikan guna lahan selaras dengan karakteristik lingkungan sekaligus meminimalkan risiko bencana di masa depan.
Kementerian akan berkoordinasi dengan Kementerian Kehutanan dan instansi lain untuk mengevaluasi zona perkebunan, daerah aliran sungai, dan kawasan berisiko tinggi untuk diklasifikasi ulang.
Pemerintah berharap revisi rencana tata guna lahan ini dapat memperkuat ketahanan terhadap banjir, longsor, dan bencana alam lain, sambil tetap menyeimbangkan kebutuhan pembangunan.
Kementerian berencana menerbitkan regulasi terbaru untuk rencana tata ruang wilayah provinsi dan kabupaten setelah evaluasi selesai, tambah Nusron.
Berita terkait: Prabowo dorong penggunaan teknologi ramah lingkungan untuk pembukaan lahan
Penerjemah: Aji Cakti
Editor: Rahmad Nasution
Hak Cipta © ANTARA 2025