Jakarta (ANTARA) – Kementerian Ekonomi Kreatif bekerja sama dengan Yayasan Layak Insan Mandiri untuk membangun industri kreatif yang lebih inklusif dan tangguh. Kolaborasi ini memberdayakan para penyandang disabilitas melalui peluang, inovasi, dan kerja sama.
“Ekonomi kreatif adalah tentang memberi ruang bagi semua orang untuk berkarya,” kata Wakil Menteri Irene Umar dalam keterangan pada Rabu.
“Inklusivitas bukan cuma soal akses, tetapi bagaimana kami memberikan kesempatan yang adil agar bakat dari berbagai latar belakang, termasuk disabilitas, bisa berkembang dan menjadi berdaya.”
Kementerian tersebut meluncurkan berbagai inisiatif untuk membantu para penyandang disabilitas mengembangkan potensi kreatif mereka. Programnya termasuk mentorship, pelatihan khusus, dan akses yang lebih baik ke pasar.
Kemitraan dengan Yayasan Layak Insan Mandiri sudah sangat membantu dalam membina bakat melalui inkubasi, workshop tematik, dan pendampingan berkelanjutan.
Umar menekankan bahwa dampak berkelanjutan memerlukan sinergi dari berbagai sektor—pemerintah, akademisi, bisnis, media, dan lembaga keuangan.
“Kami ingin memastikan setiap program memberikan dampak nyata bagi kesejahteraan pelaku ekonomi kreatif penyandang disabilitas,” ujarnya. “Inklusivitas adalah bagian penting untuk membangun sektor kreatif yang kompetitif dan berkelanjutan di masa depan.”
Dia juga menyatakan optimisme bahwa ekonomi kreatif Indonesia bisa menjadi mesin pertumbuhan nasional yang baru jika potensi beragamnya digarap secara maksimal.
CEO Yayasan Karina Aprillia menyoroti beberapa program yang dirancang untuk mendukung komunitas disabilitas, termasuk pelatihan keterampilan kreatif, mentorship kewirausahaan, dan fasilitasi akses pasar. Program unggulan berfokus pada mode, teater, dan teknologi digital.
Salah satunya adalah Harmonia Inklusif, sebuah pertunjukan fesyen tahunan yang mempertemukan desainer lokal dan model dengan disabilitas. Acara ini bertujuan meningkatkan kesadaran publik dan merayakan kontribusi kreatif para penyandang disabilitas.