Pemerintah Memprioritaskan Pentingnya Transformasi Pertanian

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menekankan perlunya mentransformasi pertanian tradisional menjadi pertanian modern melalui pengembangan klaster pertanian. Transformasi seperti itu dapat mengurangi biaya produksi hingga 50 persen dan meningkatkan produksi hingga 100 persen.

“Kami sedang menciptakan klaster dari hulu ke hilir, semuanya menggunakan teknologi tinggi. Kami sedang melakukannya sekarang,” informasi Sulaiman pada acara “Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Indonesia: Tantangan dan Peluang di Era Baru” di Jakarta pada hari Kamis.

Sulaiman mengatakan bahwa Kementerian Pertanian saat ini sedang mengembangkan klaster pertanian modern di beberapa wilayah, seperti Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan, dan Papua Selatan.

Menurut menteri, klaster tersebut dapat dibandingkan dengan negara-negara lain yang mengadopsi pertanian modern, seperti Amerika Serikat, Vietnam, China, dan Thailand.

Pemerintah menargetkan untuk melakukan transformasi pertanian pada hingga 1 juta hektar lahan pertanian tahun ini. Sulaiman mengatakan bahwa ia yakin klaster pertanian modern akan membantu Indonesia menjadi lumbung pangan dunia.

Sulaiman kemudian menunjuk potensi luar biasa lahan pertanian di Papua. Menurutnya, potensi ini dapat dioptimalkan dengan mengadopsi pendekatan holistik, pertanian yang sepenuhnya mekanis, atau menggunakan teknologi tinggi dari hulu ke hilir.

“Di Merauke, ada lahan yang dulunya tidur, kami optimalkan dan revitalisasi. Kemudian, jika kita ingin itu berkelanjutan, gunakan teknologi. Kalau tidak, pasti akan ditinggalkan,” katanya.

Dia juga menekankan pentingnya melibatkan generasi muda sebagai petani dalam klaster pertanian modern.

Dia mengatakan bahwa jumlah anak muda yang telah mendaftar untuk Brigade Swasembada telah mencapai 27 ribu. Jumlah besar ini menunjukkan bahwa pertanian modern menjanjikan, mengingat potensi pendapatan yang tinggi.

“Generasi milenial terlibat jika itu menguntungkan dan menggunakan teknologi tinggi. Seberapa menguntungkannya? Di Merauke, mereka bisa menghasilkan Rp20 juta, dan target kami adalah Rp10 juta bersih per bulan. Di Aceh, mereka menghasilkan Rp20 juta dan ini adalah sesama warga kami,” katanya.

MEMBACA  Kementerian Mengungkap Komponen Biaya untuk Menurunkan Tarif Penerbangan

“Mereka terlibat, mereka berpartisipasi. Kesaksian ada di sana,” tambahnya.

Translator: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2025

Tinggalkan komentar