Pemerintah Kepri Dorong Penerbangan Internasional Berjadwal di Bandara RHF

Tanjungpinang, Kepulauan Riau (ANTARA) – Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau sedang berupaya agar penerbangan internasional reguler bisa dilayani di Bandara Raja Haji Fisabilillah (RHF) di Tanjungpinang, yang baru saja mendapatkan kembali status bandara internasionalnya setelah sempet ditangguhkan pada tahun 2023.

Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad mengatakan di Tanjungpinang pada hari Minggu, “Kami mendorong adanya penerbangan internasional reguler di Bandara RHF karena sebelumnya hanya ada penerbangan carter dari Tiongkok.”

Menurut dia, penerbangan internasional reguler dapat mendongkrak investasi di sektor pariwisata, khususnya di Tanjungpinang sebagai ibu kota provinsi.

Dia mencatat bahwa kembalinya status bandara internasional RHF adalah peluang yang tidak boleh disia-siakan. Karena itu, operasi penerbangan internasional reguler harus dipersiapkan secepatnya.

Dengan beroperasinya Bandara Internasional RHF, turis asing bisa mendarat langsung di Tanjungpinang dan Bintan tanpa transit di Batam atau Singapura.

Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau juga mengupayakan kebijakan bebas visa untuk tiga negara prioritas, yaitu Tiongkok, Korea Selatan, dan India.

Dia menyatakan, khusus untuk Tiongkok, ada prospek yang menjanjikan untuk meningkatkan kedatangan turis asing di Tanjungpinang, apalagi komunikasi yang baik telah terjalin antara pemerintah Kepri dan pemerintah Tiongkok.

Pemprov juga terus memperbaiki fasilitas pariwisata dan memperkuat promosi, serta menggelar acara-acara internasional untuk menarik wisatawan.

Sementara itu, General Manager PT Angkasa Pura Indonesia untuk Kantor Cabang Bandara RHF, Agung Brahmantyo, mengatakan Bandara RHF punya kapasitas maksimal satu juta penumpang per tahun, tetapi pada tahun 2024 jumlah penumpangnya hanya mencapai 264 ribu.

“Kami siap mengaktifkan kembali fasilitas internasional, termasuk konter untuk imigrasi, bea cukai, dan karantina. Sertifikat bandara akan disesuaikan dari domestik menjadi internasional,” ucapnya.

MEMBACA  Jawa Barat Peringkat Tertinggi Keluhan Scam Finansial, 'Bank Emok' Tetap Pilihan Masyarakat?