Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa memerintahkan Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk mengambil tindakan tegas terhadap individu yang terlibat dalam manipulasi pasar, yang sering disebut “pump and dump.”
Sadewa berharap pembersihan untuk mengenyahkan spekulan dari pasar modal dapat diselesaikan dalam waktu satu tahun.
“Kalau dibersihkan selama setahun, saya akan tahu saham mana yang sedang dimanipulasi,” ujarnya di Bogor, Jawa Barat, pada Jumat. Ia menambahkan bahwa dia aktif memantau pergerakan pasar dan mengenal beberapa oknum yang terlibat.
“Saya juga lihat pasarnya, dan saya bahkan kenal beberapa pelakunya — bukan market maker, tapi yang ikut-ikutan,” kata dia.
Dia menekankan bahwa memberantas manipulator sangat penting untuk menjaga kepercayaan investor muda. Sekitar setengah dari investor pasar modal Indonesia berusia di bawah 30 tahun, katanya. Dia memperingatkan bahwa praktik penipuan bisa merusak kepercayaan mereka.
“Kalau tidak kita bersihkan, minat investor Gen Z bisa hilang,” ujarnya. “Tapi kalau pasarnya sudah diperbaiki, mereka akan percaya diri untuk berinvestasi karena tahu ini permainan yang fair.”
Sadewa menambahkan, insentif fiskal seperti pengurangan pajak mungkin dipertimbangkan jika pasar modal menunjukkan integritas dan transparansi yang lebih baik.
“Nanti kita lihat perkembanganya, tapi saya hanya bisa mendukung itu kalau mereka bekerja lebih keras untuk menjaga integritas pasar,” tuturnya.
Dia mengulangi bahwa insentif pajak hanya akan diberikan setelah otoritas pasar secara efektif mengendalikan praktik manipulatif yang merugikan investor kecil.
“Direktur BEI minta insentif, yang tidak saya berikan langsung,” katanya. “Saya bilang, insentif akan datang setelah mereka membersihkan perilaku manipulatif untuk melindungi investor ritel.”
Berita terkait: BEI akan seumum penyesuaian konsep “free float”
Berita terkait: Tarif AS kecil kemungkinan pengaruhi pasar saham secara berat: BEI
*Penerjemah: Bayu Saputra, Anton Santoso
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2025*