Jakarta (ANTARA) – Indonesia sedang mendorong pengembangan pusat-pusat industri kecil dan menengah (IKM) di wilayah transmigrasi sebagai bagian dari strategi untuk menyeimbangkan pertumbuhan industri antara Jawa dan pulau-pulau lain, menurut Kementerian Perindustrian.
Dalam peluncuran Tim Ekspedisi Patriot di Jakarta pada Senin, Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza menyatakan bahwa langkah ini bertujuan menciptakan nilai tambah atas sumber daya alam dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Riza menjelaskan bahwa salah satu strategi besar industrialisasi untuk mencapai Indonesia Emas 2045 adalah dengan membangun industri yang mendukung pemerataan pertumbuhan ekonomi melalui pengembangan industri mikro dan kecil berbasis kawasan industri.
Sebuah pusat IKM, katanya, dapat dibentuk dalam klaster industri tertentu, baik di satu desa atau beberapa desa yang saling terkait. Pembentukannya didasarkan pada ketersediaan sumber daya alam dan manusia setempat, jelasnya.
Diharapkan pusat ini dapat memasok produk untuk kawasan industri yang lebih besar atau pemangku kepentingan, sehingga menjamin ekosistem bisnis yang kuat dan berkelanjutan.
Dia menyebut Morowali, Sulawesi Tengah, sebagai contoh. Awalnya, tempat itu adalah tujuan transmigrasi, dan kini telah berubah menjadi kawasan industri besar. Tadinya hanya ada dua ribu orang, tapi sekarang ada 90 ribu pekerja di sana.
Berita terkait: Literasi digital kunci buka peluang untuk IKM: kementerian
Dia menyatakan bahwa sebelum kawasan industri ada, para transmigran bekerja di sektor pertanian dan kelautan. Namun, setelah 20 tahun, kawasan itu kini menjadi pusat pengolahan sumber daya alam, seperti nikel, alumina, dan gas.
“Para transmigran sekarang mendapat banyak manfaat dari kegiatan industri ini dan bahkan menjadi bagian vital dalam perkembangannya,” catatnya.
Melalui hilirisasi industri, transmigrasi dapat meningkatkan rantai pasok bahan baku, memperluas peluang kerja, dan menciptakan nilai tambah produk domestik, ungkapnya.
Riza menyebutkan beberapa komoditas lokal yang berpotensi besar untuk dikembangkan di wilayah transmigrasi, seperti kakao, kopi, gula, dan jagung.
Menurut dia, produksi kakao domestik masih di bawah kebutuhan nasional. Bahan ini dapat diolah menjadi pasta, bahkan digunakan untuk pembuatan produk kosmetik dan farmasi.
Di antara beberapa daerah yang berpotensi untuk pertanian kakao adalah Aceh, Sulawesi, dan Papua Barat.
Selain itu, kopi Indonesia memiliki permintaan tinggi di skala global, dan memiliki banyak kegunaan, dari bahan untuk kopi instan hingga produk perawatan diri, tambahnya. Aceh, Sumatera Selatan, dan Lampung termasuk daerah yang berpotensi tinggi untuk komoditas ini.
“Hilirisasi adalah salah satu sektor yang sangat relevan dengan transmigrasi. Jadi apapun yang dilakukan pemerintah hari ini, pada dasarnya adalah melanjutkan apa yang telah dilakukan transmigran selama bertahun-tahun,” ujarnya.
Berita terkait: Industri kecil dan menengah penting untuk pertumbuhan ekonomi: menteri
Penerjemah: Shofi Ayudiana, Mecca Yumna
Editor: Rahmad Nasution
Hak Cipta © ANTARA 2025