Kementerian Kebudayaan menyatakan bahwa pemerintah memprioritaskan budaya sebagai landasan pembangunan nasional. “Budaya adalah komponen integral dari seluruh proses pembangunan,” katanya selama kunjungan kerja pada hari Selasa. Dia juga menekankan bahwa mempromosikan budaya sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. Undang-undang ini menjadi kerangka hukum untuk mengelola warisan budaya Indonesia dengan efektif. Pasal 32 ayat 1 UUD 1945 memandatkan negara untuk “memajukan kebudayaan nasional Indonesia dalam konteks peradaban dunia dengan memastikan kebebasan bangsa untuk melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai budayanya.” Menurut Menteri, Indonesia memiliki lanskap budaya terbervariasi di dunia. Kekayaan budaya ini memperkuat pondasi bangsa, menumbuhkan identitas nasional yang kuat, dan membentuk karakter nasional yang tangguh. “Pembentukan karakter harus berakar pada budaya. Ini penting, karena mengabaikan nilai-nilai budaya berisiko kehilangan identitas kita di tengah kompleksitas globalisasi kontemporer,” katanya. Tanggung jawab utama pemerintah adalah menumbuhkan apresiasi mendalam terhadap budaya lokal di kalangan semua warga Indonesia. Dalam hubungan internasional, budaya diakui sebagai “kekuatan lunak” karena kemampuannya untuk memengaruhi orang lain. Budaya merupakan alat yang sangat efektif untuk meningkatkan pengaruh suatu bangsa, membentuk persepsi global, dan memupuk hubungan emosional yang mendalam dengan komunitas internasional. Oleh karena itu, Indonesia, dengan keberagaman budaya yang dimilikinya, harus aktif berkontribusi pada peradaban dunia untuk memenangkan hati dan pikiran masyarakat global. Selain memperkenalkan budaya Indonesia ke dunia, ada kebutuhan mendesak untuk menumbuhkan apresiasi terhadap budaya lokal di kalangan generasi muda, demikian disimpulkan Menteri. Berita terkait: Wakil Menteri Ganesha meminta bantuan para pemuda untuk melestarikan batik Berita terkait: Festival Noken untuk merayakan budaya Indonesia: menteri – Copyright © ANTARA 2025