Jakarta (ANTARA) – Menteri Perumahan Maruarar Sirait mengungkapkan bahwa pembangunan 2.000 unit rumah untuk penyintas bencana di Sumatera di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat akan dibiayai melalui program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR).
“Kami sudah dapat komitmen dari beberapa mitra CSR untuk bantu membangun 2.000 rumah bagi saudara-saudara kita yang terdampak di Sumatera,” kata Maruarar, yang akrab disapa Ara, di Jakarta pada Selasa.
Ia menekankan bahwa dukungan CSR untuk pembangunan 2.000 rumah ini mencerminkan semangat gotong royong bangsa Indonesia.
“Ini adalah wujud dari solidaritas kolektif. Saya telah mengamankan komitmen untuk 2.000 rumah yang akan disediakan bagi saudara kita korban bencana di Sumatera,” ujar Ara.
Menteri Agraria dan Tata Ruang Nusron Wahid menyatakan kementeriannya siap berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk menyediakan lahan bagi penyintas bencana di Sumatera.
Dia menambahkan, penyediaan lahan untuk perumahan tidak akan menjadi masalah, meski belum ada survey lokasi yang dilakukan untuk rencana hunian sementara maupun permanen.
Presiden Prabowo Subianto sebelumnya memerintahkan pencabutan sementara izin HGU di dekat area relokasi untuk memfasilitasi pembangunan hunian darurat bagi penyintas banjir.
Prabowo menekankan, pemerintah harus cepat mengamankan tanah untuk membangun hunian sementara (huntara) bagi warga terdampak di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Berita terkait: Manggala agni dikerahkan untuk tanggap pascabanjir di Sumatera
Berita terkait: Bupati Aceh Selatan ditunda kunjungan luar negeri saat banjir
Berita terkait: Wapres Gibran apresiasi inisiatif masyarakat bantu korban bencana Sumatera
Penerjemah: Aji Cakti
Editor: Azis Kurmala
Hak Cipta © ANTARA 2025