Jakarta (ANTARA) – Menteri Investasi dan Hilirisasi Rosan Perkasa Roeslani menyatakan bahwa kebutuhan investasi untuk pengembangan infrastruktur di Indonesia berpotensi mencapai US$644 miliar.
“Singkatnya, kalau saya lihat angka potensi investasi di sektor infrastruktur Indonesia, jumlahnya hampir sama, sekitar US$644 miliar,” ujarnya dalam Konferensi Internasional tentang Infrastruktur (ICI) 2025 di Jakarta, Kamis.
Dari total angka tersebut, 40 persen akan dibiayai oleh pemerintah pusat dan daerah. Sementara itu, 30 persen lainnya diharapkan berasal dari sektor swasta.
“Sisanya akan didanai oleh BUMN, semuanya akan berada di bawah Danantara (lembaga pengelola dana kekayaan negara Indonesia),” jelas Roeslani.
Pemerintah mempercepat reformasi iklim investasi melalui deregulasi dan memperkuat sistem perizinan terpadu di berbagai kementerian dan lembaga, bekerja sama dengan Kementerian Investasi.
Roeslani menyebutkan, enam kementerian sudah terintegrasi dalam sistem perizinan tunggal, dengan 12 kementerian lain yang diharapkan menyusul segera untuk mempercepat dan mempermudah proses perizinan investasi. Namun, ia tidak merinci kementerian mana saja yang terlibat.
“Ini akan memberikan pengalaman yang lebih baik dan jelas, reformasi lebih baik, cara mendapatkan izin dengan tepat waktu,” kata Roeslani.
Ia menekankan pentingnya reformasi agar potensi investasi tidak hanya menjadi angka, tapi terwujud dalam proyek nyata yang berdampak pada penciptaan lapangan kerja berkualitas.
Roeslani mengatakan, Undang-Undang Omnibus 2021 menjadi tonggak penting dalam deregulasi, tetapi pemerintah terus melakukan reformasi lebih lanjut agar Indonesia lebih menarik bagi investor asing dan domestik.
Dengan sistem satu atap yang lebih efisien dan transparan, investor diharapkan mendapatkan kejelasan proses perizinan dan kepastian hukum sehingga investasi bisa berjalan lebih cepat dan lancar.
Kementerian Investasi juga mendorong investasi di bidang digital dan pusat data, mengingat nilai ekonomi digital Indonesia diperkirakan tumbuh dari US$130 miliar menjadi US$360 miliar pada 2030.
Berita terkait: Indonesia menarik investasi US$18,8 miliar melalui skema ESG
Berita terkait: Pemerintah mengundang investasi dalam sembilan proyek infrastruktur senilai US$5,5 miliar
Penerjemah: Muhammad Harianto, Yashinta Difa
Editor: Primayanti
Hak Cipta © ANTARA 2025