Jakarta (ANTARA) – Masalah utang di proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang dikenal dengan Whoosh, telah menjadi perhatian besar bagi pemerintah Indonesia dalam beberapa bulan terakhir.
Total investasi untuk proyek kereta ini mencapai US$7,27 miliar atau sekitar Rp120,38 triliun, dengan sekitar 75 persen dananya bersumber dari pinjaman China Development Bank (CDB) yang memiliki bunga dua persen per tahun.
Utang Whoosh telah menarik perhatian publik, dengan total kewajiban diperkirakan sekitar Rp116 triliun (US$7 miliar), yang menimbulkan kekhawatiran tentang keberlanjutan keuangan dan dampak potensial pada APBN.
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menekankan bahwa pemerintah tidak akan menggunakan APBN untuk membayar utang proyek ini, dan menegaskan bahwa tanggung jawab keuangan ada pada BUMN yang terlibat.
Pada 23 Oktober, CEO Danantara dan Kepala Badan Pengatur BUMN Dony Oskaria mengatakan negosiasi dengan China mengenai restrukturisasi utang masih berlangsung.
Dia mencatat bahwa tim negosiasi Danantara akan segera berangkat ke Beijing untuk membahas aspek-aspek penting perjanjian pinjaman, termasuk jangka waktunya, suku bunga, dan denominasi mata uang.
Perundingan melibatkan pemerintah China dan perusahaan mitra dalam konsorsium PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC), operator Whoosh.
Restrukturisasi ini bertujuan untuk mendapatkan skema pembayaran yang lebih menguntungkan sambil memastikan keberlanjutan proyek dalam jangka panjang tanpa membebani kapasitas fiskal Indonesia.
Transportasi Modern
Whoosh mulai beroperasi secara komersial pada 17 Oktober 2023, menjadikan Indonesia negara pertama di Asia Tenggara yang mengoperasikan sistem kereta cepat.
Sejak saat itu, kereta ini telah mengangkut lebih dari 12 juta penumpang dengan tingkat ketepatan waktu 99,9 persen dan nol kecelakaan, menurut data KCIC.
Jumlah penumpang terus bertambah, dengan rekor 26.770 penumpang harian pada Juni 2025. Pelancong asing menyumbang 566.829 penumpang per September, yang mencerminkan daya tarik Whoosh yang meningkat sebagai objek wisata.
Proyek ini juga telah merangsang bisnis lokal, dengan 188 kios kini beroperasi di stasiun-stasiun — 76 di antaranya dijalankan oleh UMKM — yang menjual makanan, suvenir, dan barang perjalanan.
Whoosh telah muncul sebagai simbol transformasi transportasi modern Indonesia, yang mengintegrasikan teknologi canggih dan operasi berkelanjutan.
Lintasan ini menghubungkan Jakarta dan Bandung dalam waktu kurang dari satu jam, secara signifikan memotong waktu perjalanan dan meringankan kemacetan di sepanjang koridor yang sibuk.
Menyitir manfaat sosial, ekonomi, dan lingkungannya, pemerintah telah mengulangi komitmennya untuk memajukan infrastruktur transportasi modern — meskipun masalah utang masih berlanjut.
Presiden Prabowo Subianto mengatakan dia akan mengambil tanggung jawab penuh atas semua utang yang terkait dengan Whoosh, dan menekankan bahwa Indonesia memiliki kapasitas keuangan yang cukup untuk mempertahankan operasi tanpa membebani APBN.
Dia bahkan telah memerintahkan menteri kabinetnya untuk menyusun skema terbaik guna menyelesaikan masalah utang proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) ini.
Instruksi ini dikeluarkan selama rapat terbatas kabinet pada 29 Oktober yang dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, dan CEO Danantara Rosan Perkasa Roeslani.
Sekretaris Negara Prasetyo Hadi mengatakan kepala negara meminta tinjauan menyeluruh terhadap semua skenario keuangan, termasuk opsi untuk memperpanjang periode pinjaman guna meringankan beban keuangan proyek.
Menurut Prabowo, proyek transportasi publik seperti Whoosh seharusnya tidak dinilai hanya dari untung atau rugi tetapi dari manfaat publik yang lebih luas.
Dia mendorong masyarakat untuk tidak mempolitisasi isu Whoosh, dan menegaskan bahwa ekonomi Indonesia cukup kuat untuk mendukung inisiatif infrastruktur strategis.
Pengembangan Berkelanjutan
Prabowo juga menegaskan kembali rencananya untuk memperpanjang jalur Whoosh dari Jakarta-Bandung ke Surabaya dan akhirnya ke Banyuwangi, di ujung timur Pulau Jawa.
Perpanjangan Jakarta-Surabaya akan memotong waktu perjalanan kereta dari 10 jam menjadi sekitar 3,5 jam, dengan pemerintah berencana membuat harga tiket lebih terjangkau daripada rute Jakarta-Bandung saat ini.
Prabowo menggambarkan Whoosh sebagai simbol kerja sama Indonesia-China dan langkah kunci menuju penguasaan teknologi transportasi modern.
Dia mengidentifikasi pengembangan perkeretaapian sebagai prioritas utama pemerintahannya karena peran strategisnya dalam memenuhi kebutuhan transportasi publik dan meningkatkan konektivitas nasional.
Kereta dan sistem angkutan massal lainnya, yang mengangkut sekitar 486 juta penumpang setiap tahun, sangat penting untuk mendukung kehidupan perkotaan modern, ujarnya.
Oleh karena itu, pemerintah akan terus meningkatkan layanan seperti Commuter Line Jabodetabek dan sistem Lintas Rel Terpadu (LRT) Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (Jabodebek).
Namun, masalah utang Whoosh harus menjadi pelajaran dalam tata kelola yang hati-hati, mengingatkan pembuat kebijakan untuk melakukan studi komprehensif dan menilai manfaat publik, kapasitas fiskal, serta pemilihan mitra dengan cermat sebelum mengerjakan proyek infrastruktur di masa depan.
Berita terkait: Prabowo janji tanggung jawab penuh atas utang kereta cepat Whoosh
Berita terkait: Prabowo rencanakan perpanjang kereta cepat Whoosh sampai Banyuwangi
Editor: Rahmad Nasution
Copyright © ANTARA 2025