Pembahasan Sibuk dalam Debat Cawapres, Apakah Mobil Listrik Tesla Menggunakan Baterai Nikel atau LFP?

Senin, 22 Januari 2024 – 09:33 WIB

Jakarta, 22 Januari 2024 – Pada acara debat Calon Wakil Presiden 2024 yang digelar Minggu kemarin, salah satu topik yang dibahas adalah mengenai baterai yang digunakan oleh perusahaan mobil listrik asal Amerika Serikat, Tesla.

Baca Juga :

Disebut Gibran Lakukan Kebohongan Publik Tesla Tak Pakai Nikel, Ini Kata Tom Lembong

Cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka bertanya pada Cawapres nomor urut 1, Muhaimin Iskandar tentang LFP alias lithium ferrophosphate.

Menurut Gibran, Thomas Lembong yang bergabung di dalam Timses Pemenangan Anis Bawsedan dan Cak Imin kerap membahas mengenai LFP sebagai pengganti baterai mobil listrik berbasis nikel.

Baca Juga :

Profil Thomas Lembong yang Disebut Gibran di Debat Pilpres, Pernah Jadi Menteri Jokowi

“Tesla masih pakai nikel,” ujar Gibran.

Cawapres 02 Gibran Rakabuming Raka debat dengan Cawapres 01 Muhaimin Iskandar

Baca Juga :

Gibran Sindir Cak Imin Baca Catatan, Nusron Wahid Bilang Itu Bukti Kecerdasan Anak Muda

Berdasarkan penelusuran VIVA Otomotif di laman resmi Tesla, diketahui bahwa perusahaan yang didirikan oleh Elon Musk itu sampai saat ini masih menggunakan nikel sebagai bahan baku pembuatan baterai mobil listrik mereka.

Menurut data di Tesla Master Plan Part 3 yang diterbitkan pada tahun lalu, disebutkan bahwa nikel akan tetap dipakai di beberapa model kendaraan buatan Tesla.

Jenis kendaraan yang disebutkan masih memakai mineral dari bumi yang jumlahnya berlimpah di Indonesia itu mulai dari mobil niaga, sedan berukuran besar, SUV, truk, serta kendaraan komersial pengangkut barang yang jarak tempuhnya jauh.

Dikutip dari laman Electrek, pada 2021 Elon Musk sempat mengungkapkan kekhawatiran akan ketersediaan nikel jangka panjang, yang kemudian mendorong Tesla untuk melirik LFP sebagai material baterai masa depan.

MEMBACA  Apakah terjadi pembantaian di Githurai?

LFP bukanlah pendatang baru. Baterai ini lebih murah dan bebas kobalt, menjadikannya pilihan menarik untuk model-model Tesla yang lebih terjangkau.

Ilustrasi pabrik baterai mobil listrik.

Namun, kepadatan energi dan daya LFP yang lebih rendah sebelumnya membatasi penggunaannya. Kabar baiknya, Elon percaya teknologi LFP telah berkembang pesat, membuatnya layak untuk mobil-mobil Tesla.

Langkah pergeseran ini sudah dimulai. Gigafactory Shanghai telah memproduksi Model 3 Standard Range Plus dengan LFP sejak Oktober 2020, bahkan menjadi basis model tersebut di Eropa dan negara lain.

Halaman Selanjutnya

Jenis kendaraan yang disebutkan masih memakai mineral dari bumi yang jumlahnya berlimpah di Indonesia itu mulai dari mobil niaga, sedan berukuran besar, SUV, truk, serta kendaraan komersial pengangkut barang yang jarak tempuhnya jauh.