Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa penurunan target defisit anggaran 2025 sedang dibahas di Badan Anggaran (Banggar) DPR RI. Target defisit tersebut ditetapkan pada kisaran 1,5 persen hingga 1,8 persen dari PDB untuk membiayai program makan siang gratis pemerintahan Prabowo-Gibran.
Airlangga menjelaskan bahwa pembahasan mengenai anggaran Kementerian juga masih terus berlanjut dan anggaran Kementerian belum ditetapkan. Ia menyatakan bahwa anggaran Kementerian bisa berubah karena masih dalam tahap pembahasan di Banggar.
Pada 30 Mei, Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan strategi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk mengakomodasi program makan bergizi gratis yang diusulkan oleh Presiden terpilih Prabowo Subianto. Sri Mulyani mengatakan bahwa Kementerian Keuangan berencana melakukan reformasi pada sejumlah aspek untuk memitigasi tantangan yang mungkin timbul akibat penerapan program tersebut.
Sri Mulyani juga menekankan pentingnya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam upaya pembangunan negara. Kementerian Keuangan telah menyediakan anggaran untuk pendidikan, kesehatan, dan jaminan sosial dalam APBN sebagai salah satu langkah untuk meningkatkan kualitas SDM.
Selain itu, Kementerian Keuangan melalui dokumen Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) menargetkan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun anggaran 2025 berada pada rentang 2,45-2,82 persen. Namun, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Suharso Monoarfa mengusulkan penurunan target defisit APBN 2025 menjadi 1,5-1,8 persen untuk memberikan ruang fiskal yang lebih leluasa bagi pemerintahan selanjutnya.
Suharso juga menyoroti bahwa presiden terpilih berikutnya memiliki ruang gerak yang luas untuk menyempurnakan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan APBN melalui mekanisme APBN Perubahan (APBN-P). Oleh karena itu, ia mengusulkan untuk mengkaji ulang target defisit APBN 2025 agar dipertimbangkan menjadi 1,5-1,8 persen.
Ini adalah beberapa informasi terkait pembahasan defisit anggaran 2025 dan program makan siang gratis yang sedang dibahas di tingkat pemerintah. Semua langkah ini diambil dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas sumber daya manusia dan memastikan keberlanjutan pembangunan negara.