Jakarta (ANTARA) – Rosan Roeslani, CEO Lembaga Manajemen Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia), sedang mengeksplor peluang investasi di sektor pangan dan kesehatan di Eropa.
Inisiatif ini bertujuan untuk membantu Indonesia mengadopsi teknologi canggih yang sudah diimplementasikan di kawasan tersebut.
Rosan mencatat bahwa Indonesia masih tertinggal dalam industri layanan kesehatan. Oleh karena itu, Danantara tidak hanya menunggu investasi asing masuk ke pasar domestik, tetapi juga secara aktif mencari kesempatan di luar negeri.
Dia mengatakan nilai potensial investasi di Uni Eropa akan sangat signifikan, meskipun rinciannya belum diungkapkan.
Dia juga mengungkapkan bahwa salah satu perusahaan makanan terbesar di dunia telah menunjukkan minat untuk berinvestasi di Indonesia.
Danantara akan berinvestasi di perusahaan tersebut, sementara perusahaan itu juga bersiap untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
Sebelumnya, Rosan menyatakan bahwa 20 persen dari total modal Danantara akan dialokasikan untuk investasi luar negeri guna memperluas jangkauan global, sementara 80 persen akan difokuskan pada proyek-proyek strategis domestik di sektor-sektor prioritas untuk pembangunan nasional.
Dengan modal awal sebesar 7 miliar dolar AS yang bersumber dari dividen, Danantara memiliki kapasitas untuk memanfaatkan leverage hingga lima kali lipat, setara dengan potensi investasi tahunan sebesar 35 miliar dolar AS.
Dalam lima tahun, hal ini dapat menghasilkan pendanaan hingga 175 miliar dolar AS, yang diharapkan dapat menciptakan lebih banyak lapangan kerja.
Berita terkait: Danantara akan investasi hingga Rp3 triliun per lokasi waste-to-energy
Berita terkait: Danantara dan Gates Foundation bermitra dalam tiga sektor utama
Penerjemah: Primayanti
Editor: M Razi Rahman
Hak Cipta © ANTARA 2025