Pelemahan rupiah tidak mencerminkan kondisi ekonomi: Menteri Keuangan

Menteri Keuangan Indonesia, Sri Mulyani Indrawati, menekankan bahwa pelemahan nilai tukar rupiah tidak mencerminkan kondisi ekonomi fundamental negara.

“Nilai tukar mencerminkan dinamika global dan tidak selalu sejalan dengan fundamental ekonomi Indonesia,” ujarnya dalam konferensi pers pada hari Rabu.

Nilai tukar rupiah rata-rata hingga akhir Maret ini berada di Rp16.443 per dolar AS dari Januari hingga Maret, sementara pada akhir Maret mencapai Rp16.829.

Pemerintah menargetkan nilai tukar yang lebih kuat sekitar Rp16.000 per dolar AS, berdasarkan asumsi makroekonomi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025.

Namun, Indrawati mencatat bahwa kondisi global terus berubah. Misalnya, pasar telah mengharapkan Federal Reserve untuk menurunkan tingkat dana federal.

Namun, harapan ini terhambat oleh inflasi yang persisten di Amerika Serikat dan pasar tenaga kerja yang ketat.

Akibatnya, Fed menjadi lebih berhati-hati tentang menurunkan suku bunga. Hal ini telah menyebabkan aliran modal masuk ke AS dan memperkuat indeks dolar AS.

Ketidakpastian keuangan global juga dipengaruhi oleh kebijakan tarif balasan pemerintah AS. Indrawati mengatakan tarif tersebut agresif, mempengaruhi sekitar 70 negara mitra dagang yang mempertahankan surplus perdagangan dengan AS.

“Hal ini telah menyebabkan fluktuasi nilai tukar di banyak negara, termasuk Indonesia,” tambahnya.

Pada pembukaan perdagangan pagi ini, rupiah menguat sebesar 46 poin, atau 0,27 persen, menjadi Rp16.715 per dolar AS, naik dari nilai sebelumnya Rp16.761.

Analis mata uang dan komoditas Lukman Leong dari Doo Financial Futures memperkirakan bahwa rupiah dapat menguat secara moderat di tengah optimisme tentang negosiasi kebijakan tarif AS.

Berita terkait: Pelemahan rupiah momentum untuk meningkatkan ekspor: MPR

Berita terkait: Rupiah terkendali, didukung oleh kebijakan stabilisasi: BI

MEMBACA  Desktop Linux paling menarik yang pernah saya lihat hingga saat ini di tahun 2025 - dan tidak ada duanya

Penerjemah: Imamatul, Kenzu
Editor: Anton Santoso
Hak cipta © ANTARA 2025