Pegunungan Papua Indonesia akan menyesuaikan program makan gratis dengan kebutuhan lokal

Wamena (ANTARA) – Pemerintah Papua Tinggi telah menegaskan kesiapannya untuk berhasil melaksanakan program Makanan Bergizi Gratis (MBG), yang akan disesuaikan dengan kondisi lokal.

Meskipun ada keberatan dari para siswa lokal, Gubernur Plt Velix V. Wanggai menyatakan pada hari Minggu bahwa program tersebut akan dilanjutkan dengan penyesuaian terhadap kondisi regional.

“Pada prinsipnya, kami selalu siap melaksanakan program-program strategis nasional, termasuk MBG, di mana kesiapan disesuaikan dengan konteks Papua Tinggi,” ujarnya.

Sebelumnya, ratusan siswa di Yahukimo, Papua Tinggi, melakukan protes terhadap program MBG pemerintah, dengan alasan bahwa mereka lebih membutuhkan pendidikan gratis daripada makanan gratis.

Wanggai menekankan bahwa Papua adalah bagian dari Indonesia dan bahwa semua 38 provinsi harus mematuhi agenda strategis nasional.

Beliau menjelaskan bahwa penyesuaian program MBG di Papua Tinggi melibatkan penyesuaian dengan kebutuhan gizi lokal.

“Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa ekonomi lokal terus tumbuh sambil meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Papua Tinggi,” katanya.

Pemerintah provinsi juga akan melibatkan lembaga sosial strategis kunci di Papua Tinggi, termasuk gereja, keuskupan, dan organisasi yayasan yang mengelola sekolah di semua tingkat pendidikan, mulai dari taman kanak-kanak hingga SD dan SMP.

Inisiatif ini juga akan melibatkan pemuda dalam dapur komunitas dan profesional gizi bersertifikat yang diakreditasi oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Nasional.

Wanggai mencatat bahwa distrik Tolikara dan Lanny Jaya telah melaksanakan program sarapan sehat sekolah yang disebut Sarasehan. Pemerintah provinsi bermaksud mengadopsi model serupa untuk memastikan kesuksesan MBG.

Berita terkait: Program-program kunci pemerintah Indonesia untuk mendorong pertumbuhan ekonomi pada tahun 2025

Berita terkait: Makanan gratis: Prabowo bertujuan menjangkau enam juta siswa pada bulan Juli

MEMBACA  Profesor CKGSB Jin Zhao Menjadi Sarjana dari Sekolah Bisnis Cina Pertama yang Memenangkan Penghargaan AFA

Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Anton Santoso
Hak cipta © ANTARA 2025