Jakarta (ANTARA) – Pasokan minyak mentah dan bahan bakar dalam negeri Indonesia masih aman meskipun ada ancaman Iran menutup Selat Hormuz, menurut pejabat Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
"Fokus kami adalah memastikan ketersediaan impor minyak mentah dan bahan bakar," kata Dadan Kusdiana, sekjen kementerian, pada Kamis.
Dia menyebutkan bahwa Pertamina, perusahaan energi milik negara, sudah menyiapkan rute pengiriman alternatif jika selat itu ditutup.
Kusdiana mengatakan kementerian berkoordinasi erat dengan Pertamina, termasuk melakukan simulasi untuk mengantisipasi gangguan pengiriman minyak global.
"Kami sudah melakukan simulasi untuk skenario di mana Selat Hormuz ditutup," tambahnya.
Sebelumnya, Pertamina memastikan telah mengamankan rute distribusi minyak mentah alternatif, termasuk dari Oman dan India, sebagai respons atas ketegangan yang meningkat setelah Parlemen Iran menyetujui usulan untuk memblokir jalur pelayaran penting itu dalam konflik Iran-Israel.
Wakil Presiden Pertamina, Fadjar Djoko Santoso, memperingatkan bahwa penutupan Selat Hormuz — jalur yang mengangkut sekitar 20 persen pengiriman minyak mentah global — akan sangat mengganggu rantai pasokan.
Namun, dia meyakinkan publik bahwa cadangan minyak dalam negeri Indonesia masih cukup, bahkan di tengah risiko geopolitik yang meningkat.
Ketegangan antara Iran dan Israel meningkat pada 13 Juni setelah Israel melancarkan serangan udara ke sejumlah lokasi di Iran, termasuk situs militer dan nuklir. Iran membalas dengan serangan di dalam Israel.
Pada 22 Juni, Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa militer AS telah melancarkan serangan ke fasilitas nuklir Iran di Fordow, Natanz, dan Isfahan.
Sebagai tanggapan, Parlemen Iran menyetujui usulan untuk menutup Selat Hormuz bagi semua lalu lintas laut, memicu kekhawatiran akan gangguan di pasar energi global.
Berita terkait: Hormuz Strait closure could disrupt oil imports: Sugiono
Berita terkait: Govt, Pertamina to discuss impact of Iran-Israel conflict
Penerjemah: Putu Indah Savitri, Kuntum Khaira Riswan
Editor: Anton Santoso
Hak Cipta © ANTARA 2025