loading…
Parlemen Israel melakukan pemungutan suara untuk menentang pendirian Negara Palestina dengan alasan menjadi “ancaman eksistensial”.
Pada hari sebelumnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan kepada anggota Parlemen bahwa tentara Zionis “menghancurkan” Hamas.
Voting tersebut, yang menuai kritik dari para pemimpin Palestina dan komunitas internasional, sebagian besar bersifat simbolis namun menjadi penanda menjelang rencana pidato Netanyahu di Kongres Amerika Serikat.
Kelompok garis keras veteran Zionis tidak tertarik pada upaya pemerintah AS untuk menjadi perantara gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera di Gaza. Mereka berjanji untuk meningkatkan tekanan militer.
Gedung Putih mengakui bahwa mereka tidak memiliki tanggal pasti untuk pembicaraan antara Netanyahu dan Presiden Joe Biden, hanya menyatakan bahwa mereka memiliki “harapan” yang akan dipenuhi oleh kedua pemimpin tersebut.
Di Gaza, kementerian kesehatan melaporkan 54 kematian dalam 24 jam ketika Israel terus melakukan pengeboman besar-besaran.
Resolusi yang disahkan oleh anggota Parlemen Israel menyatakan bahwa Negara Palestina di atas tanah yang diduduki tentara Israel akan “melanggengkan konflik Israel-Palestina dan mengganggu stabilitas kawasan.”
Menurut resolusi itu, mempromosikan Negara Palestina hanya akan mendorong Hamas dan para pendukungnya setelah serangannya pada 7 Oktober terhadap Israel yang memicu perang Gaza.
Resolusi tersebut disahkan dengan 68 suara berbanding sembilan dari 120 anggota Parlemen.