Manokwari (ANTARA) – Setidaknya 10 warga telah dikonfirmasi tewas akibat banjir bandang dan longsor baru-baru ini di distrik Catubouw, Pegunungan Arfak, provinsi Papua Barat, menurut Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas).
“Kami menemukan satu korban pada hari kelima operasi SAR kami, menambah jumlah sembilan korban yang telah dievakuasi sebelumnya,” kata Kepala Kantor Basarnas Manokwari, Yefri Sabaruddin, di distrik Manokwari, Papua Barat, pada hari Rabu.
Dia menekankan bahwa enam korban telah diidentifikasi, menambahkan, “(Identifikasi) Empat korban lain masih menunggu hasil pemeriksaan oleh tim identifikasi korban bencana dari Kepolisian Daerah Papua Barat.”
Karena hujan deras, operasi SAR pada hari kelima dihentikan sekitar pukul 14.00 waktu setempat, namun akan dilanjutkan keesokan harinya untuk mencari 10 warga lain yang dilaporkan hilang sejak bencana hidrometeorologi melanda desa Jim pada malam 16 Mei 2025.
“Dalam total, bencana tersebut memengaruhi 24 orang, dengan 4 orang selamat, 10 orang ditemukan meninggal, dan 10 orang lain masih hilang,” informasi Sabaruddin.
Dia juga mengatakan bahwa operasi SAR melibatkan 127 personel dari berbagai lembaga, termasuk Basarnas, satuan militer setempat, Kepolisian Papua Barat, Kepolisian Resort Pegunungan Arfak, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Papua Barat (BPBD), dan BPBD Pegunungan Arfak.
“Warga setempat dan keluarga korban juga turut berkontribusi dalam operasi SAR,” tambahnya.
Dia menginformasikan bahwa pada hari Rabu, hari kelima operasi, tim gabungan mendeploy satu ekskavator dan peralatan dan peralatan pendukung lainnya, termasuk perangkat komunikasi dan drone, untuk memetakan lokasi.
Berita terkait: Gempa bumi magnitudo 4,8 mengguncang Pegunungan Arfak Papua Barat
Berita terkait: Gempa bumi magnitudo 5,1 mengguncang Pegunungan Arfak Papua Barat
Translator: Fransiskus S, Tegar Nurfitra
Editor: Arie Novarina
Hak cipta © ANTARA 2025