Pabrik Percontohan Bioetanol Berbasis Aren Resmi Diluncurkan di Jawa Barat

Bandung, Jawa Barat (ANTARA) – Indonesia telah meresmikan pabrik percontohan pembuatan bioetanol dari pohon aren di Kamojang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Targetnya, produksi untuk pasar bisa dimulai pada pertengahan tahun 2026, menurut pengumuman Kementerian Kehutanan pada Rabu.

Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni menyatakan bahwa proyek ini mencerminkan visi Presiden Prabowo Subianto untuk ketahanan energi nasional. “Proses pembangunannya sudah dimulai,” ujarnya dalam acara peresmian tersebut.

Pabrik percontohan ini adalah hasil kerjasama antara Kementerian Kehutanan, Pertamina, Kementerian ESDM, Kementerian Investasi, serta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Antoni menekankan potensi Indonesia dalam pengembangan bioetanol, dengan menyebut pohon aren sudah lama dianggap sebagai “harta karun” nasional.

Dia mengatakan pabrik ini merupakan bukti konsep untuk inisiatif energi terbarukan.

Produksi dijadwalkan akan dimulai pada April atau Mei 2026 dengan menggunakan aren yang bersumber dari dalam negeri. Awalnya, hasil produksi akan didistribusikan secara kecil-kecilan di Kabupaten Garut sebelum diperluas ke daerah lain.

“Pada pertengahan 2026, etanol akan diproduksi dan didistribusikan melalui Pertamina Patra Niaga ke SPBU di sekitar Garut, lalu diperluas ke wilayah yang lebih luas,” kata Antoni.

CEO Pertamina New and Renewable Energy, John Anis, mengungkapkan target pabrik percontohan ini adalah 300 liter per hari, yang nantinya akan ditingkatkan menjadi 30.000 kiloliter per tahun.

Proyek bioetanol ini mendukung strategi transisi energi Indonesia yang lebih luas, yang bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil sembari memajukan industri pertanian lokal dan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

Proyek ini menyoroti upaya pemerintah untuk memajukan produksi energi terbarukan dan memperkuat keamanan energi, sejalan dengan tujuan nasional untuk alternatif bahan bakar yang lebih bersih dan berkelanjutan.

MEMBACA  Hotma Sitompul Dirawat di Malaysia Sebelum Meninggal

Pabrik percontohan di Kamojang merupakan bagian dari inisiatif nasional untuk mengeksplorasi opsi biofuel menggunakan bahan baku lokal, yang berpotensi memposisikan Indonesia sebagai pemimpin regional dalam produksi bioetanol.

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menekankan komitmennya untuk mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor energi dan mencapai swasembada energi di dalam negeri.

Pernyataan itu disampaikannya dalam pidato pembukaan Konvensi dan Pameran Asosiasi Perminyakan Indonesia (IPA) ke-49 di Tangerang, Banten, pada Rabu, 21 Mei 2025.

Dia mencatat bahwa hampir USD40 miliar yang dihabiskan setiap tahun untuk impor bahan bakar sebenarnya bisa dialihkan untuk mendanai program strategis di bidang pendidikan, kesehatan, dan pengentasan kemiskinan.

Pada tahun 2024, Indonesia mengimpor bahan bakar senilai USD40,4 miliar, atau sekitar Rp662,73 triliun, ditambah lagi Rp58 triliun untuk liquefied petroleum gas (LPG).

“Kita menghabiskan hampir $40 miliar setiap tahunnya, yang sebenarnya bisa digunakan untuk mendukung rakyat kita di sektor-sektor strategis seperti pendidikan, kesehatan, dan pengurangan kemiskinan. Ini adalah potensi yang harus kita manfaatkan,” kata Prabowo.

Berita terkait: [Tautan berita pertama]
Berita terkait: [Tautan berita kedua]

*Penerjemah: Feri P, Rahmad Nasution
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025*