Kamis, 16 Oktober 2025 – 14:00 WIB
Jakarta, VIVA – Pemerintah menegaskan pentingnya hilirisasi dan industrialisasi sebagai strategi kunci untuk membangun ekonomi yang berdaulat dan berkelanjutan.
Baca Juga:
44 dari 190 Perusahaan Ajukan Pembukaan Kembali IUP, Bahlil: 4 Sudah Oke
Hal ini diupayakan sepenuhnya melalui Holding Industri Pertambangan Indonesia (MIND ID) dalam mengelola dan mengolah sumber daya alam mineral. Tujuannya adalah untuk mendukung kelanjutan transformasi industri nasional demi peradaban masa depan.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, dalam acara Minerba Convex 2025, mengatakan bahwa Indonesia tidak akan mundur dalam menjalankan agenda hilirisasi sumber daya alam. Hal ini tetap dilakukan meskipun menghadapi berbagai tekanan dari pihak luar maupun dalam negeri.
Baca Juga:
Jejak Karier Farid Azhar Nasution, Wakil Ketua LPS yang Jadikan 2 Olahraga Ini Filosofi Hidup
Menurut dia, hilirisasi telah terbukti memberikan nilai tambah yang besar bagi perekonomian nasional. Dia memberikan contoh transformasi industri nikel. Awalnya, ekspor nikel hanya bernilai US$3,3 miliar pada tahun 2017–2018. Kini, nilainya naik menjadi US$35–US$40 miliar per tahun setelah pemerintah menghentikan ekspor bijih mentah dan mendorong pembangunan industri pengolahan di dalam negeri.
“Ini adalah wujud kehadiran pemerintah dalam membangun roadmap pengelolaan sumber daya alam yang berbasis nilai tambah. Selain itu, juga untuk menciptakan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi di daerah,” ujarnya, seperti dikutip pada Kamis, 16 Oktober 2025.
Baca Juga:
Siap-siap, Industri Bakal Diwajibkan Lapor Tingkat Paparan Radiasi Radioaktif 3 Bulan Sekali
[]
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menghadiri Minerba Convex 2025
Foto: YouTube Ditjen Minerba TV
Dia juga menyoroti keberhasilan pembangunan smelter tembaga oleh Freeport Indonesia di Gresik. Investasinya mencapai US$3 miliar dan kini mampu mengolah 3 juta ton konsentrat menjadi 50–60 ton emas per tahun.
Selain itu, Bahlil mengungkapkan bahwa pemerintah sedang menyiapkan 18–20 proyek strategis. Nilai proyek-proyek ini mencapai US$38 miliar atau sekitar Rp618 triliun dan telah diserahkan ke Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara Indonesia.
Proyek-proyek ini diyakini dapat menciptakan lebih dari 1 juta lapangan kerja, baik langsung maupun tidak langsung. Hal ini juga akan mendorong pemerataan pertumbuhan ekonomi di berbagai wilayah Indonesia.
Bahlil juga menekankan pentingnya pengelolaan tambang yang berkelanjutan dan berkeadilan. Ini termasuk redistribusi izin usaha pertambangan (IUP) kepada UMKM, koperasi, dan BUMD daerah agar masyarakat lokal bisa menjadi tuan di wilayahnya sendiri.
MIND ID pun menegaskan komitmennya untuk mendukung transformasi industri nasional. Ini merupakan bagian dari upaya memabngun peradaban masa depan.
Corporate Secretary MIND ID, Pria Utama, menyampaikan bahwa sektor pertambangan memiliki peran penting dalam perjalanan panjang membangun peradaban manusia.
Source : Dokumentasi MIND ID.