OPM Membakar Pengemudi Taksi dan Menyebar Hoaks Korban Prajurit TNI

Sabtu, 15 Juni 2024 – 10:54 WIB

Jakarta – Organisasi Papua Merdeka (OPM) lewat akun Twitter (X) @Revolutions1977 dipastikan telah menyebarkan kabar bohong (hoax) di media sosial. Dimana cuitannya menarasikan bahwa mereka telah membunuh serta membakar seorang prajurit TNI bernama Serka Rusli beserta mobilnya di Kopo Paniai Papua pada Selasa lalu, 11 Juni 2024.

Baca Juga :

Perwira TNI di Sulsel Gelapkan Uang Kesatuan Rp 876 Juta, Ternyata Dipakai Judi Online

“Di samping menyebarkan hoax, OPM dengan aksi biadab telah melakukan tindakan yang melanggar HAM (Hak Asasi Manusia) dengan membunuh warga masyarakat sipil yang berprofesi sebagai supir taksi bernama Daeng Rusli asal Makassar,” ujar Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad), Brigjen TNI Kristomei Sianturi, Sabtu, 15 Juni 2024.

Kadispenad Brigjen TNI Kristomei Sianturi

Photo :

VIVA.co.id/Foe Peace Simbolon

Baca Juga :

Panglima TNI Bertemu Komandan Perang Kawasan Indo Pasifik US Navy, Bahas Apa?

Dia mengklarifikasi bahwa foto prajurit yang diunggah melalui akun @Revolutions1977 bernama Serka Rusli, bukanlah korban penembakan seperti yang diklaim OPM. Yang bersangkutan saat ini dalam keadaan sehat walafiat dan masih berdinas di Yonif 753/AVT.

“Foto yang diunggah saat Serka Rusli berpangkat Sertu bukanlah korban penembakan seperti yang diklaim OPM,” ujarnya.

Baca Juga :

Kejar Pembunuh Almarhum Rusli di Paniai, Satgas TNI Rebut Distrik Bibida dari Tangan OPM Papua

Lebih lanjut, dia mengatakan, yang menjadi korban penembakan dan pembakaran secara keji oleh OPM sesungguhnya adalah benar seorang warga masyarakat biasa bernama Daeng Rusli asal Makassar. Kata dia, korban sehari-hari berprofesi sebagai sopir Taksi.

“Tindakan keji dan tak berperikemanusiaan kepada masyarakat sipil ini jelas melanggar HAM berat, selain itu akun @Revolutions1977 jelas-jelas telah memberikan informasi palsu/disinformasi kepada masyarakat,” kata dia lagi.

MEMBACA  Pemuda terjebak di antara perang dan wajib militer di Rakhine, Myanmar | Berita Konflik